TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, memaparkan soal pemulihan ekonomi yang tidak selalu berjalan mulus dan mudah. Saat ini, dunia dihadapkan dengan berbagai tantangan, salah satunya tren suku bunga tinggi yang masih terus berlanjut di negara-negara maju. Apabila suatu negara tidak memiliki daya tahan yang kuat, maka ada potensi terjerat krisis keuangan.
“Untuk banyak negara yang tidak cukup berdaya tahan, this time of higher for longer itu bisa mudah sekali membuat mereka masuk ke perangkat krisis keuangan. Kita berusaha untuk menjaga situasi ini,” ujar Sri Mulyani dalam acara pembukaan Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2023 di Spark, Jakarta, Jumat, 24 November 2023.
Selain tren suku bunga tinggi, tensi geopolitik juga berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Sri Mulyani menilai hal ini sering tidak disadari masyarakat karena terlihat abstrak.
“Perangnya di Ukraina, yang terpengaruh harga gandum, terus berpengaruh pada harga makanan di Indonesia. Perangnya di Ukraina, yang terkena harga dari sunflower oil, dampaknya ke CPO kita yang harganya naik.
Perangnya di Ukraina, namun harga minyak bisa naik, harga gas bisa naik,” ujar Menkeu. “So geopolitical it’s not abstract, memengaruhi kita.”
Tidak hanya dua faktor tersebut, saat ini dunia dihadapkan dengan perubahan iklim atau climate change dan teknologi digital atau digitalisasi yang menjadi tantangan besar pula bagi perekonomian Indonesia.
“Ada tantangan climate change, yang tadi bagi generasi Z it’s something yang semakin mereka aware, mereka rasakan secara personal, dan mereka harapkan government atau pemerintah untuk respons,” ujarnya.
Begitu pula tantangan digitalisasi yang menjadi disruptif dan terlihat sebagai sesuatu perubahan yang transformasional.
“Namun pasti disrupsi memengaruhi banyak kehidupan. Ini tidak selalu mudah dan tidak selalu positif,” ucap Sri Mulyani.
Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, Menkeu mengatakan Indonesia relatif bisa bertahan resilience. “Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di sekitar 5 persen, dengan banyaknya, apa yang tadi disebut shock bertubi-tubi,” kata dia.
Dirinya juga menegaskan pemerintah tidak akan berhenti berupaya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang datang. “Kita masih punya impian yang belum tercapai. Indonesia akan terus mengejar tujuan impian yang disebut Indonesia Emas,” kata Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Kemenkeu Ungkap Ekonomi Global dan Tensi Politik Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi RI