TEMPO.CO, San Fransisco - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan tiga hal penting yang harus menjadi fokus Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dalam menghadapi isu perubahan iklim. Jokowi menyampaikannya dalam APEC Economic Leaders’ Informal Dialogue and Working Lunch di Moscone Convention Center, San Francisco, Amerika Serikat, pada Kamis lalu, 16 November 2023.
Pertama, kata Jokowi, APEC harus mewujudkan transisi energi yang berkeadilan, dengan prinsip kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan serta sejalan dengan Dokumen Bangkok tentang BCG Economy dan Prinsip Transisi Energi yang adil.
“Indonesia telah meluncurkan kolaborasi pengembangan ekosistem EV antara pemerintah, BUMN, serta swasta. ASEAN tahun ini juga telah sepakati komitmen pengembangan ekosistem EV regional,” kata Jokowi seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 18 November 2023.
Sejumlah contoh itu disampaikan Jokowi dalam forum yang mengangkat tema ‘Sustainability, Climate and Just Energy Transitions’.
Kedua, presiden menyampaikan APEC harus memastikan akses setiap ekonomi pada teknologi hijau yang terjangkau, berkelanjutan, dan modern. Hal tersebut dapat dilakukan melalui transfer teknologi, pembangunan kapasitas, dan akses terhadap mineral kritis.
“APEC harus dorong kerja sama yang menjamin kelancaran rantai pasok, termasuk investasi pengembangan mineral kritis. Indonesia ingin menjalin kerja sama investasi pengelolaan cadangan nikel untuk ekosistem baterai EV untuk memastikan energi bersih tersedia bagi semua sesuai prinsip no one left behind,” ucapnya.
Ketiga, APEC harus mendorong mekanisme pembiayaan inovatif melalui sinergi dan kemitraan yang melibatkan partisipasi swasta serta dukungan lembaga keuangan internasional. “Skema JETP (Just Energy Transition Partnership) dan Energy Transition Mechanism dapat jadi model yang dapat diperluas jangkauannya,” katanya.
Adapun kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat pada pekan ini untuk mengikuti rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT APEC di San Francisco pada 16-17 November 2023. Pada Senin, 13 November 2023, Jokowi bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih. Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kemitraan Indonesia-AS menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (Comprehensive Strategic Partnership/CSP).
Dalam kunjungannya ke AS, Jokowi sempat menyampaikan kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, pada Senin, 13 November 2023 dan Stanford University, San Francisco pada Rabu, 15 November 2023. Di Stanford University, Jokowi juga menyampaikan pidato soal perubahan iklim dan transisi energi.
“Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang,” kata Jokowi dalam kuliah umumnya.
Pilihan Editor: Jokowi Akui Belum Ada Investor Asing Masuk IKN, Otorita: Minat Investor Domestik Tinggi, Cepat Ambil Keputusan..