TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 160 poin ke level Rp 15.534 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan Rabu sore, 15 November 2023. Sebelumnya, rupiah sempat menguat 210 poin ke level Rp 15.694 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup menguat di kisaran Rp 15.490 hingga Rp 15.570 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Rabu.
Dalam laporannya, Ibrahim mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober surplus sesuai ekspektasi pasar. Neraca Perdagangan Indonesia periode Oktober 2023 tercatat mengalami surplus sebesar US$ 3,48 miliar. Surplus ini lebih tinggi dibandingkan September yang mencapai US$ 3,42 miliar.
Adapun utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan III tercatat sebesar US$ 393,7 miliar. Angka ini turun dibandingkan dengan posisi utang luar negeri pada akhir triwulan II yang mencapai US$ 396,5 miliar.
Sementara dari faktor eksternal, data menunjukkan bahwa inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS tumbuh lebih rendah dari perkiraan pada bulan Oktober. “Sehingga mendorong spekulasi bahwa The Fed akan memiliki sedikit dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim. Sementara indeks dolar hari ini juga menunjukkan pelemahan.
Menurut Ibrahim, inflasi yang stagnan telah menjadi tantangan utama bagi The Fed dalam mempertahankan sikap hawkishnya. “Ini terutama setelah inflasi meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Agustus dan September,” tuturnya. Angka tersebut masih berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen dari Oktober.
Namun, mengingat The Fed memberi isyarat bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan bergantung pada jalur inflasi, hal ini mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga. “Tapi suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” ucapnya.
Pilihan Editor: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 3,48 Miliar, BPS: 42 Bulan Berturut-turut