Menurut Budi Karya, pengalihan layanan itu untuk meningkatkan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan. Budi Karya menjelaskan landasan pacu di Bandara Kertajadi lebih panjang dibandingkan dengan Bandara Husein Sastranegara. Tujuannya agar pesawat besar seperti Boeing 777 bisa mendarat, sehingga penerbangan dari luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya, bisa langsung mendarat di Jawa Barat.
“Maka itu, penerbangan kami pindah ke Bandara Kertajati," ujar Budi Karya lewat keterangan tertulis pada Ahad, 29 Oktober 2023.
Bandara Kertajati diproyeksikan dapat melayani sebanyak 5,6-12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032. Setelah pengalihan penerbangan ini, setiap harinya ada sebanyak 16 penerbangan dengan kapasitas tempat duduk sebesar 32.760 pax per minggu atau 4.680 pax per hari (datang dan berangkat).
Budi Karya berharap, semua stakeholder, baik itu kementerian, lembaga, pemerintah daerah, Dinas Pariwisata, pelaku usaha hotel, travel, serta unsur terkait lainnya, mendukung penuh kegiatan penerbangan di Bandara Kertajati. Karena, dengan semakin baiknya konektivitas diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan potensi wisata.
“Yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta mempersatukan Indonesia,” kata Budi Karya.
Terdapat sebanyak tujuh rute yang dialihkan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati yaitu tujuan Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute tersebut dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet.
Sementara itu, rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kuala Lumpur, Malaysia telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023, termasuk penerbangan umroh dan haji.
Pilihan Editor: Pemerintah Bakal Lunasi Utang Rp 16,7 Triliun ke Pupuk Indonesia Akhir Tahun Ini