TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merespons soal masalah yang terjadi pada belasan rangkaian kereta (trainset) light rail transit atau LRT Jabodebek yang masuk bengkel. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya masalah itu adalah kewenangan dari korporasi dalam hal ini PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.
Namun, kata Budi Karya, sebagai regulator kementeriannya mengamati secara lebih dalam. Menurut dia, pihaknya sudah melakukan rapat dua kali membahas soal permasalahan LRT Jabodebek, dan melakukan asesmen apa saja yang harus dilakukan dari sisi sarana maupun prasarana.
“Dari keterangan KAI, mereka akan meng-improve itu dan insyaallah pada bulan Desember (tahun ini) semuanya bisa berjalan dengan baik,” ujar Budi Karya di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, pada Selasa, 7 November 2023.
Dia juga memastikan bahwa pihaknya akan terus mendorong agar LRT Jabodebek bisa beroperasi secara normal. “Mau (mendorong perbaikan cepat selesai), pasti,” tutur Budi Karya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Risal Wasal meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat adanya perawatan sarana LRT Jabodebek. Risal akan mendorong dan memastikan pelayanan kereta api LRT Jabodebek terus berjalan dengan penyesuaian jadwal dan mempercepat perawatan sarana Kereta.
Adapun mengenai perawatan yang berlangsung, Risal menyebut bahwa hal ini perlu dilakukan untuk memastikan keselamatan perjalanan LRT Jabodebek. “Berdasarkan temuan inspektur kami di lapangan, ditemukan pengikisan (aus) pada ruas-ruas jalur tertentu. Kami tengah melakukan pemeriksaan roda dan kondisi rel untuk mengatasi hal tersebut,” ujar Risal lewat keterangan tertulis pada Rabu, 1 November 2023 lalu.
Menurut Risal, DJKA telah mengarahkan pihak operator, kontraktor, dan stakeholder lainnya untuk tetap mempertahankan layanan dan segera menindaklanjuti temuan yang ada.
“Dengan adanya perawatan ini, maka rangkaian kereta yang dapat dioperasikan penuh ada 8 rangkaian, kami berharap pihak operator dapat memaksimalkan seluruh rangkaian ini,” ucap Risal.
Selama proses perawatan berlangsung, pelayanan LRT Jabodebek akan disesuaikan dengan headway (waktu tunggu antar kereta), yakni peak hour rute Harjamukti/ Jatimulya - Cawang pulang pergi (PP) 30 menit, sedangkan untuk rute Cawang - Dukuh Atas PP 15 menit. Sementara off-peak hour untuk rute Harjamukti/ Jatimulya - Cawang PP 60 Menit, dan Cawang - Dukuh Atas PP 30 menit.
Risal menyampaikan agar para calon penumpang LRT Jabodebek dapat menyesuaikan jadwal keberangkatan. Di samping itu, operator diharap dapat aktif menginformasikan perubahan jadwal selama perawatan berlangsung. “Jangan sampai menimbulkan kebingungan pada masyarakat,” kata Risal.
Sebelumnya dikabarkan bahwa ada 15 trainset yang masuk bengkel. Lebih rinci, 13 trainset harus dilakukan bubut roda guna memastikan kondisi roda sesuai dengan apa yang menjadi syarat perjalanan LRT Jabodebek. Sementara 2 trainset lainnya mengalami gangguan pada integrasi sistem persinyalan. Belakangan, kabar terakhir total yang masuk bengkel sebanyak 18 trainset.
Pilihan Editor: KCI: Saat LRT Jabodebek Beroperasi, Volume Penumpang KRL Naik hingga 35 Persen