Bandara Kertajati diproyeksikan dapat melayani sebanyak 5,6-12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032. Setelah pengalihan penerbangan ini, setiap harinya ada sebanyak 16 penerbangan dengan kapasitas tempat duduk sebesar 32.760 pax per minggu atau 4.680 pax per hari (datang dan berangkat).
Budi Karya berharap, semua stakeholder, baik itu kementerian, lembaga, pemerintah daerah, Dinas Pariwisata, pelaku usaha hotel, travel, serta unsur terkait lainnya, mendukung penuh kegiatan penerbangan di Bandara Kertajati. Karena, dengan semakin baiknya konektivitas diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan potensi wisata.
“Yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta mempersatukan Indonesia,” kata Budi Karya.
Terdapat sebanyak tujuh rute yang dialihkan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati yaitu tujuan Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute tersebut dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet. Sementara itu, rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kuala Lumpur, Malaysia telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023, termasuk penerbangan umroh dan haji.
Aksesibilitas dari dan ke Bandara Kertajati semakin mudah dan cepat dengan adanya Tol Cisumdawu. Terdapat beragam pilihan moda transportasi massal, antara lain Bus Damri, travel, taksi dan mikro bus dari sejumlah titik di kawasan Bandung Raya dan daerah lainnya, seperti Sumedang, Cirebon, Kuningan, Karawang, Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Cimahi, Purwakarta, Subang, Ciamis, Banjar, serta Pangandaran.
Pilihan Editor: IKN Sudah Terlanjur Dibangun, Ini Saran Guru Besar IPB untuk Capres Anies, Ganjar, dan Prabowo