TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim Xinyi Group tetap akan berinvestasi untuk Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Meski konflik dengan masyarakat yang menolak penggusuran terjadi beberapa waktu lalu, Bahlil mengatakan investasi Xinyi tidak ada masalah.
"Butuh waktu saja," kata Bahlil ketika ditemui di sela acara BNI Investor Daily Summit di Kawasan Senayan Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.
Bahlil juga mengklaim dari 900 kepala keluarga (KK) yang hendak digusur, 500 KK di antaranya sudah siap. Sedangkan keluarga yang sudah di hunian baru atau tempat relokasi, kata dia, sudah hampir 100 KK.
Akan tetapi, Bahlil tidak mau menjawab ketika ditanya soal waktu realisasi investasi ini. Begitu pula ketika ditanya target groundbreaking proyek fasilitas hilirisasi pasis kuarsa tersebut.
"Saya punya target. Tapi tidak boleh saya umbar," ucap Bahlil. "Kalau kamu bantu saya mengatakan (kepada) masyarakat Rempang, 'kami mau investasi dong, baik-baik', itu lebih cepat, lebih baik."
Adapun Rempang Eco City merupakan proyek pengembangan Pulau Rempang menjadi sebuah kawasan industri, perdagangan, hingga pariwisata terintegrasi. Proyek ini sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). PT Makmur Elok Graha menjadi pengembang dengan nilai investasi sekitar Rp 381 triliun hingga 2080 mendatang.
Pada proyek tahap pertama, Makmur Elok Graha menggandeng Xinyi Group, investor asal Cina, yang bakal berinvestasi senilai US$ 11,6 miliar atau sekitar Rp 175 triliun. Menurut Bahlil, ada 10 proyek yang bakal dieksekusi dari angka investasi tersebut.
Kesepuluh proyek itu, yakni pembangunan kawasan industri terintegrasi, pabrik pemrosesa pasir silika, industri soda abu, industri kaca panel surya, industri kaca float. Kemudian, pembangunan industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya, dan infrastruktur pendukung.
"Jadi, US$ 11,6 miliar itu bukan hanya pabrik kaca. Tapi (pabrik kaca) bagian yang akan kami bangun. Ini satu ekosistem besar," ucap Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Senin, 2 Oktober 2023.
Akann tetapi, rencana proyek tersebut tak berjalan mulus karena mendapat penolakan dari warga. Bentrok warga dengan aparat gabungan TNI-Polri pun pecah pada 7 September 2023 ketika aparat gabungan memaksa masuk perkampungan untuk memasang tapal batal di Pulau Rempang. Kerusuhan kembali pecah ketika masyarakat berunjuk rasa di depan Kantor BP Batam pada 11 September 2023