Biaya Membengkak dan Longspan Disebut Salah Desain
Jika merujuk target awal pemerintah, proyek dengan lintasan kereta sepanjang 44,43 kilometer itu ditargetkan beroperasi komersial pada 2019. Namun target kemudian diundur menjadi 2021 di antaranya karena kendala utama pembebasan lahan, lalu molor menjadi 2022, hingga sempat digadang-gadang menjadi kado HUT RI ke-78 sebelum akhirnya resmi beroperasi pada 28 Agustus 2023.
Berlarut-larutnya pengerjaan proyek LRT Jabodebek ini akhirnya merembet ke pembengkakan biaya (cost overrun). Biaya proyek membengkak sekitar Rp 2,6 triliun, dari Rp 29,9 triliun menjadi Rp 32,5 triliun.Untuk proyek ini, PT KAI mendapat pinjaman dari sindikasi 15 bank sebesar Rp 20 triliun lebih dan suntikan negara lewat Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar Rp 10,2 triliun.
Selain itu, penundaan peluncuran LRT ini juga membuat PT KAI (Persero) kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 587,7 miliar. PT KAI merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membiayai pembangunan LRT Jabodebek.
Sebelum resmi beroperasi pada 28 Agustus 2023, LRT Jabodebek melakukan dua tahap uji coba terlebih dahulu. Namun, uji coba tahap pertama yang berlangsung pada 17-24 Juli 2023 harus dihentikan sementara karena adanya update sistem Automatic Train Supervisory (ATS). Sistem ini berfungsi untuk pengaturan rute saat LRT beroperasi.
Namun, pada awal Agustus, LRT Jabodebek sempat menjadi perbincangan usai jembatan lengkung bentang panjang (longspan) untuk kereta ringan itu disebut salah desain. Adapun jembatan rel lengkung ini menghubungkan jalan Jalan Gatot Subroto dan Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan bahwa salah desain longspan LRT Jabodebek mengakibatkan pada tikungan tajam, laju kereta harus diperlambat. Padahal, jika tikungan jembatan itu digarap melebar, maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.
Jembatan lengkung LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota dan membentang sepanjang 148 meter. Longspan LRT ini memiliki radius lengkung 115 meter dan bisa mengangkut beton seberat 9.688,8 ton.
Menanggapi hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pernah menyebut kondisi lekukan longspan yang memang tidak mudah.
"Lekukan itu kan memang tidak mudah," kata Erick pada awak media di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Agustus 2023. "Perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi, bukannya sekarang belum baik," ujar Erick.
Dia menjelaskan, perbaikan itu telah dilakukan sebelum uji coba lekukan tersebut. Menurut Erick, longspan tersebut susah dan tanpa sambungan.
"Buktinya begini, kalau takut, Pak Presiden (Joko Widodo) saja sudah naik tiga kali," tutur Erick.
Senada dengan Erick, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga menyebut jika jembatan tersebut sudah sesuai rencana. Bahkan, longspan itu sudah lulus uji Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berada di bawah Kementerian PUPR.
Selanjutnya: LRT Jabodebek Bikin Harga Rumah di Bekasi Naik....