TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah kembali melemah dalam perdagangan Senin, 9 Oktober 2023. Rupiah melemah 79 poin menjadi Rp 15.692 per dolar AS. Dalam perdagangan sebelumnya, rupiah juga sempat melemah 95 poin ke level Rp 15.612 per dolar AS.
"Untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup melemah di rentang Rp 15.680 hingga Rp 15.760 per dolar AS," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Oktober 2023.
Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah terjadi seiring menguatnya nilai tukar dolar AS. Salah satu faktornya, kata dia, sentimen risiko yang menjadi rapuh setelah pasukan Israel bentrok dengan orang-orang bersenjata dari kelompok Palestina Hamas.
Selain itu, kata Ibrahim, data CPI dapat memperkuat nada hawkish The Fed Greenback mendapat keuntungan pada akhir pekan lalu dengan dirilisnya data payrolls yang lebih kuat dari perkiraan. Adapun rilis pada hari Jumat menunjukkan lapangan kerja AS mengalami peningkatan terbesar dalam delapan bulan pada September.
Ibrahim juga mengatakan, indikasi pasar tenaga kerja yang masih ketat akan membuat fokus lebih besar pada rilis data inflasi konsumen September. "Hal ini mengingat angka inflasi yang tinggi dapat memperkuat pesan The Fed bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," kata dia.
Faktor lain yang mendorong penguatan dolar, lanjut Ibrahim, adalah harga minyak yang melonjak tajam. Situasi tersebut berdampak negatif pada mata uang tunggal lantaran Jerman, ekonomi dominan di zona Euro, mempunyai paparan tinggi terhadap biaya energi.
Selain itu, output industri Jerman menyusut pada Agustus selama empat bulan berturut-turut. Penurunan tercatat 0,2 persen dibanding bulan sebelumnya atau lebih besar dari yang diprediksi sebesar 0,1 persen. "Kantor statistik merevisi data produksi bulan Juli menjadi penurunan 0,6 persen bulan ke bulan, dibandingkan dengan angka sementara dengan angka penurunan 0,8 persen," kata Ibrahim.
Sementara itu, di Asia, Cina kembali dari liburan Golden Week. "Cadangan devisa negara tersebut turun lebih besar dari perkiraan pada bulan September," ujar Ibrahim.
Pilihan Editor: Dampak Kasus Syahrul Yasin Limpo, Arief Prasetyo Adi Evaluasi Kinerja Pejabat Kementan