Namun, dari ratusan juta itu, hanya sedikit yang memiliki kemewahan bisa mencapai seperti mahasiswa PKN STAN. Karena, Sri Mulyani berujar, banyak anak muda Indonesia belum mengenyam pendidikan atau mendapatkan kesempatan belajar seperti yang dinikmati mahasiswa PKN STAN.
“Itu pekerjaan rumah keuangan negara. Memang bukan hanya masalah uang tapi masalah program, policy, regulasi, ide, dan kompetensi. Investasi sumber daya manusia penting sekali,” kata Sri Mulyani.
Jadi, Sri Mulyani berujar, bagi wisudawan yang sudah mendapatkan fasilitas negara, mulai hari ini harus berpikir bagaimana mengembalikannya ke negara. Termasuk untuk anak-anak muda lain yang belum memiliki kesempatan. Di manapun para wisudawan PKN STAN ditempatkan bekerja, Sri Mulyani mengingatkan bahwa keuangan negara itu digunakan untuk mencapai kesejahteraan.
Selain itu, termasuk di dalamnya kebutuhan investasi sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan, membantu yang miskin, miskin ekstrem, yang kurang gizi dan mengalami stunting. Dampaknya tidak akan mungkin bisa bersekolah, apalagi mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK yang tinggi.
“Sadar bahwa masih banyak bagian dari rakyat kita yang membutuhkan keuangan negara hadir dan menyelesaikan masalah. Terus belajar gunakan ilmu Anda untuk kebaikan,” ucap Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Akhir Perjalanan Syahrul Yasin Limpo dari Hilang Kontak hingga Tiba di Indonesia