TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan pihaknya akan merehabilitasi ekosistem Gunung Bromo, usai 989 hektare lahan terbakar akibat foto prewedding yang menggunakan suar.
Hal ini diungkapkan Siti Nurbaya saat mengunjungi kawasan Gunung Bromo pada Sabtu, 23 September kemarin. Menurut dia, rehabilitasi adalah langkah penting yang harus dilakukan pasca kebakaran.
"Apa yang penting sekarang ini menurut saya adalah rehabilitasi atau pemulihannya, dari segala aspek, yakni fisik, ekonomi, sosial dan manajemen, kemudian bagaimana public education," ujar Siti Nurbaya dalam keterangan resminya, dikutip Ahad, 24 September 2023.
Dia menjelaskan, rehabilitasi tersebut dilakukan usai Bromo mengalami kebakaran yang disebabkan adanya prewedding yg menggunakan flare atau suar pada 6 September lalu. Kejadian itu lantas mengakibatkan 989 hektare lahan terbakar.
Lebih lanjut, dia mengatakan areal kawasan Bromo yang terbakar berada di berbagai medan. Oleh karena itu, pihaknya tengah mempelajari bagaimana upaya pemulihan yang efektif untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Bromo yang terdampak.
"Apalagi ada savana pasir, kira-kira itu 6 ribuan hektare dari 50 ribu," tutur Siti Nurbaya.
Dia melanjutkan, pihaknya juga melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor atau IPB University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya (UB) dalam mengembalikan ekosistem di kawasan yang terbakar.
Siti menuturkan, ahli dari ketiga universitas tersebut tengah meneliti cara-cara mengembalikan ekosistem Bromo. "Jadi, banyak aspek yang kita harus bangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini," kata dia.
Selain itu, Siti Nurbaya juga mengajak pihak-pihak lain untuk bekerja sama merehabilitasi ekosistem Bromo, seperti Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (Usaid).
"Hal ini karena keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional sedari awal," tutur dia.
Pilihan Editor: Jaminan Utang Kereta Cepat Diteken Pemerintah, Ekonom: Indonesia Masuk Jebakan Utang Cina