TEMPO.CO, Jakarta - Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah berkembang pesat dan menjadi penggerak utama perekonomian di Indonesia. Namun, di tengah perkembangan yang positif, laporan terbaru perusahaan keamanan siber asal Rusia Kaspersky mengungkap adanya ancaman siber terhadap UMKM.
“Dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat besar di Indonesia, sektor UMKM kini harus membangun pertahanan siber lebih dari sebelumnya,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky lewat keterangan tertulis dikutip Selasa, 19 September 2023.
Kaspersky mencatat bahwa ancaman siber tersebut menjadi meresahkan ketika penjahat siber (hacker) menggunakan berbagai taktik canggih. Pakar dari Kaspersky meneliti perangkat lunak yang paling banyak digunakan oleh UMKM di seluruh dunia, termasuk MS Office, MS Teams, Skype, dan lainnya.
Peneliti melakukan referensi silang perangkat lunak tersebut dengan telemetri Kaspersky Security Network (KSN). “Menentukan bagaimana malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan didistribusikan dengan kedok aplikasi yang disebutkan,” tertulis dalam laporan penelitian Kaspersky.
Hasilnya, sebanyak 730 karyawan UMKM di Indonesia telah berhadapan dengan malware atau perangkat lunak tidak diinginkan. Malware itu menyamar sebagai aplikasi bisnis, antara Januari hingga Juni tahun ini. Jumlah tersebut sedikit turun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang berjumlah 923.
Malware, istilah umum dari ‘perangkat lunak berbahaya’, yang dirancang hacker profesional untuk menyebabkan kerusakan pada perangkat atau jaringan pengguna. Ini mencakup berbagai ancaman dunia maya seperti ransomware Trojan dan virus (ransomware adalah salah satu bentuk malware).
Serangan malware bersifat merusak bagi usaha kecil karena dapat melumpuhkan perangkat yang memerlukan perbaikan atau penggantian yang mahal. “Malware juga memberi kesempatan bagi penyerang untuk mengakses dan mencuri data melalui pintu belakang, sehingga membahayakan pelanggan dan karyawan,” kata Kaspersky.
Perusahaan keamanan siber itu juga mendeteksi malware unik di paruh pertama 2023, di mana terdapat 839 file unik yang didistribusikan dengan cara menyamar sebagai aplikasi. Jumlah tersebut meningkat 123,73 persen dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebanyak 375.
Selain itu, Kaspersky juga telah memblokir sebanyak 11.969 file berbahaya yang menargetkan sektor UMKM dalam negeri selama paruh pertama tahun ini. Angka tersebut meningkat sebesar 83,18 persen dibandingkan dengan 6.534 upaya serangan pada periode yang sama pada tahun 2022.
Sehingga, Yeo Siang Tiong menyarankan, penting bagi pemilik bisnis, sebagai langkah awal, untuk memetakan tantangan atau gangguan yang mereka hadapi terkait keamanan siber. Penting juga menetapkan kebijakan pengendalian karyawan dan operasional serta mendapatkan pemahaman mendalam tentang apa yang dapat dilakukan, baik secara mandiri maupun kolaboratif.
“Melakukan langkah-langkah ini dapat membangun rasa tanggung jawab bersama dalam melindungi bisnis Anda, terlepas dari ukuran dan skalanya,” tutur Yeo Siang Tiong.
Pilihan Editor: Teten dan Sandiaga Beda Suara Soal TikTok Shop, Ini 5 Saran Ekonom untuk Lindungi UMKM dari Gempuran Barang Impor