TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas optimis harga beras medium bakal turun usai bantuan sosial atau Bansos beras digelontorkan. Ia memperkirakan harga beras bisa turun menjadi Rp 11.000 per kilogram.
"Kami berharap paling mahal Rp 11.000 per kilogram," ucap Buwas saat ditemui Tempo di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Senin, 11 September 2023.
Kendati demikian, ia menegaskan harga beras tak akan langsung turun setelah Bansos beras digelontorkan. Namun, ia memastikan harga komoditas ini akan berangsur turun, Terlebih, pemerintah juga telah melakukan intervensi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Pemerintah hari baru saja menyalurkan Bansos beras sebesar 10 kilogram kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bansos tahap kedua ini didistribusikan ke 38 provinsi selama 3 bulan, mulai dari September hingga November.
Berdasarkan laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat harga beras kualitas medium naik menjadi Rp 14.100 per kilogram. Sementara situs Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium per 11 September 2023 naik menjadi Rp 12,760 per kilogram.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan Bansos ini disalurkan untuk mengantisipasi penurunan produksi padi di dalam negeri akibat kekeringan. Saat ini setidaknya tujuh provinsi mulai mengalami kekeringan.
Menurutnya, kini jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,6 juta ton di gudang Bulog. Kemudian sebanyak 400 ribu ton beras impor akan segera masuk untuk menambah stok. Sehingga jumlah cadangan beras yang akan tersedia sebanyak 2 juta ton.
Dari jumlah tersebut, kata Jokowi, bisa diartikan bahwa saat ini stok cadangan beras dalam negeri masih aman. "Biasanya stok kita itu hanya 1,2 juta ton normal. Ini kita memiliki 2 juta ton sehingga kita tidak usah khawatir," ucapnya.
Pilihan Editor: Pemerintah Gencar Sepakati Kerja Sama Kendaraan Listrik di KTT ASEAN, Ekonom Nilai Pasarnya Belum Antusias