Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Gencar Sepakati Kerja Sama Kendaraan Listrik di KTT ASEAN, Ekonom Nilai Pasarnya Belum Antusias

image-gnews
Petugas mengisi daya kendaraan listrik yang akan digunakan selama pelaksaan KTT ke-43 ASEAN di Kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, Ahad, 3 September 2023. Mobil listrik kompak tersebut bakal digunakan untuk mendukung mobilitas para delegasi yang berasal dari 22 negara. ANTARA/Media Center KTT ASEAN 2023/Risa Krisadhi
Petugas mengisi daya kendaraan listrik yang akan digunakan selama pelaksaan KTT ke-43 ASEAN di Kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, Ahad, 3 September 2023. Mobil listrik kompak tersebut bakal digunakan untuk mendukung mobilitas para delegasi yang berasal dari 22 negara. ANTARA/Media Center KTT ASEAN 2023/Risa Krisadhi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal merespons soal kesepakatan KTT ASEAN Plus Three, yakni Cina, Jepang dan Korea Selatan, untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik. Menurut Faisal, pemerintah seharusnya memperhatikan terlebih dahulu perkembangan kondisi pasarnya. 

"Karena kalau melihat dari animo atau antusiasme pemerintah, memang sangat antusias sekali sampai memberikan berbagai macam insentif. Cuma pasar memang tidak serta merta merespons dengan antusiasme yang sama," kata Faisal saat dihubungi Tempo, Jumat, 8 September 2023. 

Menurutnya, penyebab pasar kendaraan listrik di Indonesia sendiri masih rendah adalah kesiapan infrastukturnya. Antara lain soal keberadaan charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Karena itu, pemerintah perlu memperhatikan dari sisi harga dan kemudahan aksesnya bagi masyarakat. 

"Jadi makanya dari realisasi pembelian atau adopsi kendaraan listriknya masih rendah. Terutama sekali untuk sepeda motor listrik," ucap Faisal. 

Dengan demikian, pemerintah kini perlu mencari cara untuk mengembangkan pasar kendaraan listrik ini. Terlebih pemerintah sudah menyepakati berkomitmen mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dengan ASEAN plus three, yaitu Jepang, Korea, dan China. 

Sehingga, menurut dia, kuncinya ada pada investasi yang lebih dulu ditujukan untuk pembangunan infrastruktur pendukung. Sebab tanpa infrastruktur pendukung, pasarnya pun tidak akan berkembang dengan baik. Bila infrastruktur pendukung seperti SPKLU belum mumpuni, konsumen masih akan memiliki banyak keraguan dalam membeli kendaraan listrik. Ditambah soal harganya yang dinilai masih tinggi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, Faisal mengatakan kerja sama kendaraan listrik pada KTT ASEAN perlu mengedepankan pembangunan seluruh ekosistemnya. Termasuk penyediaan energi listrik, penyediaan SPKLU, dan juga rantai pasok industrinya. 

Di samping itu, ia menilai ASEAN semestinya bisa saling menjalin kerja sama soal rantai pasok. Mengingat Indonesia bisa menjadi penyedia baterai kendaraan listrik karena memiliki cadangan nikel. Lalu negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Thailand yang sudah lama menjadi hub perakitan otomotif. Ditambah kini Malaysia menjadi lokasi kantor pusat Tesla di Asia Tenggara. 

"Sehingga bisa jadi satu kesatuan produksi, yang masing-masing punya keunggulan komparatif dengan memanfaatkan pasar yang sama di ASEAN," ucapnya. 

Pilihan Editor: Industri Kendaraan Listrik jadi Incaran Investor di KTT ASEAN, Ekonom: Rantai Pasok di Asia Tenggara Harus Terintegrasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar koalisi masyarakat sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. Pembahasan berfokus pada dampak buruk hilirisasi nikel yang merusak lingkungan dalam industri kendaraan listrik. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.


Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

2 hari lalu

Jokowi saat melihat motor listrik Gesits. (Foto: Artemis Indonesia)
Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.


Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

2 hari lalu

Seorang pengunjung mencoba menaiki motor listrik di PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2024.
Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.


Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 16 Februari 2024.  TEMPO/Imam Sukamto
Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.


3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

3 hari lalu

Mobil BYD EV dipamerkan di Bangkok International Motor Show ke-45 di Bangkok, Thailand, 25 Maret 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

3 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

PT Chandra Asri Petrochemical, Cilegon, Banten. TEMPO/Yosep Arkian
Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.


Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

4 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.


PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 29 April 2024. Jakarta dan Singapura juga terus memperkuat kerja sama di bidang kesehatan sejak pandemi Covid-19 berlangsung. TEMPO/Subekti.
PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.