Aleksander bahkan menyarankan jika Kereta Cepat Jakarta-Bandung belum siap dioperasikan pada 1 Oktober—waktu yang ditargetkan—maka sebaiknya ditunda. Dia juga belajar dari perkembangan LRT Jabodebek yang terlihat belum sepenuhnya siap saat beroperasi secara penuh.
“Semoga tidak terjadi pada Kereta Cepat Jakarta-Bandung,” ucap dia.
Penurunan target penumpang itu mempertimbangkan konektivitas stasiun (akses stasiun), operasional, informasi dan tiketing, serta perspektif penumpang dan pemangku kepentingan. Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi alias Edo tidak membantahnya ketika dikonfirmasi soal menurunan target penumpang harian itu.
Edo mengatakan perusahaan terus melakukan evaluasi target penumpang dari empat stasiun yang ditargetkan akan beroperasi pada 1 Oktober 2023. "Kami akan evaluasi terus dengan kondisi yang se-riil mungkin yang ada dan yang kita hadapi sekarang," ujar dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Rabu, 6 September 2023.
Selain target penumpang harian, target perjalan harian juga ikut diturunkan. Dari yang sebelumnya 68 perjalanan per hari, di awal operasional nanti hanya 28-40 perjalanan saja. Dengan pola operasi pada Oktober-November 2023 hanya 28 perjalanan, lalu Desember naik menjadi 40 perjalanan, serta Januari 2024 menjadi 68 perjalanan.
Langkah tersebut menjadi yang kedua kalinya KCIC merevisi target penumpang harian kereta cepat itu. Dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada akhir Desember 2022, Edo sempat menyampaikan bahwa target penumpang harian sebesar sekitar 30 ribu penumpang itu turun dari semula 60 ribu penumpang per hari.
Pilihan Editor: Naik Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.069.000 per Gram