TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Transportasi Perkotaan dari Universitas Lampung Aleksander Purba menanggapi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang menurunkan target penumpang harian Kereta Cepat Jakarta-Bandung di awal operasinya.
Menurut Aleksander, hal itu sudah pasti mempengaruhi arus kas perusahaan. “Karena cash flow masih sepenuhnya mengandalkan jumlah penumpang,” ujar dia saat dihubungi pada Rabu, 6 September 2023.
Sumber Tempo yang mengetahui proyek sepur kilat itu mengatakan perseroan mengusulkan perubahan asumsi penumpang harian untuk rencana kerja dan anggaran perusahaan 2023 dari target awal 31 ribu penumpang per hari menjadi 10 ribu penumpang.
Aleksander mengaku tidak mengetahui bagaimana proyeksi penumpang terbaru hingga turun drastis. Dia memiliki pandangan bahwa angka tersebut tidak serta-merta menjadi pegangan atau patokan bagi regulator, yakni Kementrian Perhubungan. Dari awal, Aleksander berharap agar lembaga pengelola kereta cepat segera dibentuk agar hal-hal teknis (dan non teknis) ditangani secara komprehensif.
“Yang paling penting diperhatikan sekarang oleh KCIC adalah kesiapan menjelang operasional 1 Oktober yang tinggal menghitung hari,” tutur Aleksander.
Selanjutnya: Aleksander bahkan menyarankan jika....