TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras masih terus naik belakangan ini dan membuat banyak pihak terimbas. Jika dibandingkan dengan harga normal, harga beras saat ini naik 5-6 persen.
Seperti diketahui, beras telah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun selain beras, ada juga sejumlah bahan pangan lokal lainnya yang memiliki potensi menggantikan beras. Berikut ini adalah sejumlah alternatif makanan lain pengganti beras yang bisa dikonsumsi.
1. Jagung
Jagung merupakan salah satu alternatif pangan pengganti beras. Jagung kaya akan karbohidrat serta mengandung serat, vitamin, dan mineral sehingga membuatnya menjadi alternatif pangan yang bernilai tinggi.
Karena tingginya potensi komoditas jagung sebesar 34,4 juta ton di tahun 2022, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan arahan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk meningkatkan produktivitas jagung.
"Pemerintah telah berkomitmen untuk melakukan berbagai langkah dalam mendorong produksi jagung, salah satunya dengan melakukan pengamanan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi," kata dia melalui keterangan tertulis, dikutip pada Jumat, 7 Oktober 2022.
2. Sagu
Sagu juga bisa menjadi komoditas alternatif pengganti beras. Di wilayah Papua, sagu bahkan telah menjadi makanan pokok yang masih dipertahankan hingga kini.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia masih memiliki 5 juta hektare lahan pertanian sagu yang stoknya siap untuk digunakan untuk menghadapi krisis pangan apabila harga beras naik.
"Sekrisis apapun Kementan itu sudah ada program. Kalau beras, jagung, kalau memang harganya tidak bersahabat, potong semua pohon sagu yang ada. Makan sagu aja. Kita kompak-kompak saja," ujarnya dalam acara Kegiatan Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober 2022.
3. Sorgum
Sorgum menjadi salah satu komoditas yang diupayakan menjadi alternatif makanan. Bijinya dapat digiling menjadi tepung untuk membuat berbagai produk seperti roti, biskuit, dan sereal. Bahkan, budidaya sorgum dijalankan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Presiden Jokowi juga mengharapkan tanaman ini dapat menjadi alternatif pangan bagi masyarakat.
“Kita ingin banyak alternatif-alternatif bahan pangan. Tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga ini sebetulnya tanaman lama kita, yang ketiga adalah sorgum,” ujar Presiden usai peninjauan panen sorgum di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 2 Juni 2022.
4. Singkong
Sebagai upaya menghadapi ancaman krisis pangan, Presiden Jokowi Presiden Jokowi menghimbau masyarakat untuk menanam komoditas pangan yang bisa cepat berproduksi, salah satunya singkong.
Tak hanya itu, singkong juga bisa menjadi makanan alternatif pengganti beras karena mengandung karbohidrat dan nutrisi penting seperti vitamin C, serat, dan mineral.
"Yang gampang-gampang saja, jagung 3 bulan sudah bisa panen, singkong juga 3 bulan sudah panen. Tanami cepat-cepat karena kita tidak tahu situasi, perubahan iklim, dan lain-lain," kata Presiden Jokowi, Rabu, 22 Juni 2022.
4. Kimpul
Kimpul juga bisa menjadi salah satu makanan alternatif pengganti beras. Kementerian Pertanian (Kementan) pernah memperkenalkan talas Belitung atau yang dikenal dengan kimpul menjadi calon pengganti nasi dari beras sebagai satu upaya diversifikasi pangan.
"Kimpul sendiri komoditas penghasil karbohidrat non beras dari golongan umbi-umbian, selain ubi kayu dan ubi jalar. Kimpul punya potensi sebagai pengganti nasi,” kata Inna Dwi Hidayah dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian di Jakarta, Jumat 19 Agustus 2022.
Tidak hanya jadi makanan alternatif pengganti beras, umbi kimpul ternyata juga menyehatkan. Umbi kimpul mengandung senyawa bioaktif giosgenin dan polisakarida larut air yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan bagi yang diet dan mencegah diabetes.
Selain itu, kimpul juga bisa menstabilkan tekanan darah dan kolesterol, detoksifikasi dan sumber antioksidan tubuh, mencegah kanker, kesehatan otak dan mencegah stroke, kesehatan ibu hamil karena tinggi asam folat dan zat besi, meningkatkan imun tubuh, meningkatkan kesehatan kulit, serta mencegah kerutan, noda hitam dan tanda penuaan pada wajah.
RIZKI DEWI AYU | RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Pilihan Editor: IKAPPI Ingatkan Potensi Darurat Beras Nasional