Pada 1970, Indomie mulai diproduksi oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd sebagai saingan Supermi. Saat itu, produk Indomie yang diperkenalkan pertama kali ke publik adalah rasa kaldu ayam. Diketahui, penciptaan Indomie ini dilatarbelakangi oleh kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia pada tahun tersebut.
PT Sanmaru Food Manufacturing adalah sebuah perusahan yang didirikan oleh Djajadi Djaja, Wagyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Perusahaan ini berada di bawah Grup Djangkar Djati milik pengusaha asal Medan, Djajadi Djaja. Indomie kemudian didistribusikan melalui PT Wicaksana Overseas.
Pada 1980-an, Sarimi hadir sebagai pesaing baru di industri bisnis mi instan Indonesia. Sarimi adalah merek mi dari PT Sarimi Asli Jaya, perusahaan milik Sudono Salim atau Liem Sioe Liong. Sama seperti Djajadi Djaja, Salim pun terjun ke industri ini karena kelangkaan beras di Indonesia. Dia memproduksi mi dengan tujuan mengganti beras sebagai makanan pokok masyarakat.
Salim saat itu cukup percaya diri karena dia memiliki PT Bogasari, pabrik tepung pertama di Indonesia, yang merupakan bahan baku utama pembuat mie. Dia berencana memproduksi mie dalam jumlah besar untuk mengubah mi menjadi makanan utama masyarakat. Sayangnya, pada pertengahan 1980-an stok beras Indonesia perlahan membaik. Hal ini membuat semua yang dilakukan Salim sia-sia.
Bingung mendistribusikan mi yang sudah diproduksi, Salim pun mendekati pemilik Indomie, Djajadi Djaja, untuk melakukan kerjasama. Namun, tawaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perlawan sengit Sarimi kepada Indomie. Bahkan, Salim berani berinvestasi tinggi untuk memasarkan Sarimi dengan harga di bawah Indomie.
Berhasil menguasai 40 persen pasar mi Indonesia, Sarimi kembali menawarkan kerjasama pada Indomie. Djajadi pun terpaksa menerima kerjasama tersebut dengan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Indofood Interna. Di perusahaan tersebut, Djajadi memiliki 57,5 persen saham dan salim 42,5 persen saham.
Seiring berjalannya waktu, perubahan pengelolaan di PT Indofood Interna pun terjadi. Kepemilikan perusahaan semakin bergeser hingga akhirnya kontrol berpindah ke Salim Group. Setelah itu, Indomie pun masuk ke dalam induk perusahaan PT Indofood Sukses Makmur.
Sengketa Hingga ke Meja Hijau