Menurut Menkes, polusi udara adalah salah satu penyebab paling dominan untuk pneumonia, ISPA, dan asma, yakni menyumbang 24-34 persen. “Nah yang bahaya di kesehatan adalah yang 2,5 (partikulat PM2,5) karena dia bisa masuk sampai pembuluh alveolus di paru, itu yang menyebabkan kenapa pneumonia itu terjadi,” ucap Budi Gunadi saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Senin, 28 Agustus 2023.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi meningkatnya penyakit gangguan pernapasan akibat polusi udara, Menkes mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah hal. Pertama, edukasi masyarakat terkait dengan bahaya polusi udara bagi kesehatan. Kedua, menyarankan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan jika polusi terpantau tinggi.
“Maskernya mesti yang KF94 atau KN95 minimum yang memiliki kerekatan untuk menahan particulate matters 2,5. Kan yang bahaya itu yang 2,5, dia masuk bisa masuk paru, dia masuk bisa masuk pembuluh darah karena saking kecilnya. Jadi perlu masker yang kelasnya KF94 atau KN95. Itu yang untuk pencegahannya,” imbuhnya.
Ketiga, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan edukasi kepada dokter-dokter di puskesmas dan rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) terkait langkah-langkah penanganan penyakit pernapasan. Dengan demikian, Menkes berharap apabila masyarakat harus dirawat karena penyakit tersebut, masyarakat bisa mendapatkan penanganan dan diagnosis yang sama.
Teknik Modifikasi Cuaca
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap 351 industri, termasuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Hasilnya, teridentifikasi 161 sumber pencemaran yang akan diperiksa di enam stasiun pemantauan kualitas udara.