Sebelumnya, Reuters pernah mengabarkan bahwa terdapat 40 negara yang berminat gabung ke BRICS. Beberapa negara itu adalah Indonesia, Argentina, Arab Saudi, Gabon, Iran, Kazakhstan, Komoro, Republik Demokratik Kongo, dan Uni Emirat Arab.
Perihal kabar tersebut, pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mendorong Indonesia untuk segera bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang BRICS karena dunia saat ini memerlukan keseimbangan aspek pertahanan, keamanan, dan ekonomi.
Sementara itu, peneliti politik internasional dari International Institute for Strategic Studies (IISS), Fitriani menilai agenda Indonesia bergabung dengan BRICS akan membawa dampak positif dan negatif.
Adapun dilihat dari sisi negatifnya, Amerika akan menganggap Indonesia lebih pro terhadap Rusia dan China. Terlebih kedua negara tersebut diketahui merupakan rival politik Amerika Serikat dan sekutunya.
“Dengan ikut sertanya Indonesia dalam BRICS, akan dipandang oleh Amerika Serikat dan aliansinya (bahwa Indonesia) mendekatkan diri kepada negara yang sedang membangun pengaruhnya di dunia, yakni Tiongkok,” kata Fitriani, Ahad, 20 Agustus 2023.
Selain itu, menurut Fitriani, Amerika Serikat dan sekutunya akan menganggap Indonesia memilih berteman dengan negara-negara yang berseberangan politik dengannya, yaitu Rusia dan Iran. Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berseberangan dengan Rusia dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina. Adapun Iran sering bersitegang dengan Amerika Serikat dalam urusan keamanan di kawasan Timur Tengah.
“Amerika Serikat dan aliansinya akan melakukan tekanan politik dan ada kemungkinan berdampak secara ekonomi,” kata dia.
Meski begitu, masih banyak pula dampak positif apabila Indonesia bergabung ke BRICS. Fitriani menilai, Indonesia akan membangun hubungan diplomatik dengan negara berkembang yang menjadi penyeimbang negara-negara maju. Selain itu, Indonesia akan menunjukkan kepada dunia bahwa negara ini secara prinsip tetap menjalankan doktrin kebijakan luar negeri politik bebas aktif.
Dampak positif lain apabila Indonesia bergabung dengan BRICS adalah menyalakan kembali diplomasi dengan negara-negara Asia-Afrika. Menurut Fitriani, diplomasi itu akan berguna dalam menyiapkan perayaan 70 tahun Konferensi Asia Afrika pada 2025. Apalagi Indonesia merupakan pencetus Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.