Dikutip dari laman brics2021.gov.in, BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). BRICS merupakan sebuah forum yang didirikan untuk memfasilitasi kerjasama ekonomi dan politik antara lima negara besar dengan ekonomi yang signifikan. BRICS saat ini menjadi kelompok ekonomi penting dari berbagai negara yang mewakili 41% penduduk dunia, 24% PDB dunia, dan memiliki 16% dalam pangsa perdagangan dunia
Meskipun negara-negara anggota BRICS memiliki perbedaan dalam kebijakan dan pandangan mereka, tujuan utama dari kerjasama ini adalah mempromosikan perdagangan, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kerjasama di berbagai bidang lainnya, seperti diplomasi dan lingkungan. Kelima negara anggota BRICS saat ini berpotensi tumbuh menjadi penggerak perekonomian dunia terbesar pada 2050.
Peran Putin di BRICS
Seperti yang dijelaskan di atas, jika Indonesia bergabung dengan BRICS, maka Amerika Serikat bisa menganggap Indonesia sebagai sekutu dari Rusia. Apalagi dalam sejarah pendiriannya, Vladimir Putin cukup memegang peran penting dalam pembentukan BRICS.
Diketahui, BRICS pertama kali dibuat oleh pemimpin-pemimpin negara BRIC (Brazil, Russia, India, dan China), salah satunya Vladimir Putin. Mereka pertama kali bertemu di St. Petersburg, Rusia, pada bulan Juli 2006, dalam rangkaian Pertemuan Luar Biasa G8. Saat itu, Afrika Selatan belum bergabung dengan BRIC.
Tak lama setelah itu, pada bulan September 2006, kelompok ini resmi terbentuk sebagai BRICS. Setelah serangkaian pertemuan tingkat tinggi, KTT BRICS pertama diadakan di Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 16 Juni 2009. Hingga kemudian Afrika Selatan diundang bergabung pada BRICS pada 2010 dan menghadiri KTT BRICS Ketiga, yang diadakan di Sanya, China, pada 2011.
Dengan demikian, Vladimir Putin memainkan peran penting dalam BRICS untuk memajukan kerjasama ekonomi, keamanan, dan energi antara anggota BRICS, serta berupaya untuk meningkatkan pengaruh dan peran negara-negara berkembang dalam isu-isu global melalui kerjasama dalam forum ini. Putin juga terlibat dalam upaya untuk merancang kebijakan bersama dan mencapai kesepakatan antara anggota BRICS.
Melalui BRICS, Putin meminta para pemimpin Brasil, India, Cina dan Afrika Selatan bersatu dan bekerja sama menghadapi tindakan egois dari Barat. Menurut Putin, hanya dengan kerja sama yang jujur dan saling menguntungkan, negara yang tergabung di BRICS dapat keluar dari situasi krisis dan terus berkembang.
"Hanya atas dasar kerja sama yang jujur dan saling menguntungkan, kita dapat mencari jalan keluar dari situasi krisis ini, yang berkembang dalam ekonomi global karena tindakan egois dan salah paham dari negara-negara tertentu," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.
Oleh karena itu, menurut Putin, kepemimpinan negara-negara BRICS diperlukan untuk mengembangkan arah positif yang menyatukan menuju pembentukan sistem hubungan antar-pemerintah yang benar-benar multipolar. Dia juga menambahkan bahwa negara-negara BRICS dapat mengandalkan dukungan dari banyak negara Asia, Afrika dan Amerika Latin yang berjuang mengejar kebijakan independen.
JIHAN RISTIYANTI | M JULNIS FIRMANSYAH | ANTARA | ANANDA BINTANG PURAWAMDHONA | RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Hari Kedua Jokowi di Kenya: Bertemu Presiden Ruto, Serahkan 5.000 Liter Minyak Goreng