Keempat target harga tersebut, kata Myrdal, memberikan indikasi potensi kenaikan harga saham PGEO di kisaran 11-27 persen. Dia menuturkan, fundamental perseroan terlihat menarik hingga periode kuartal II 2023 yang menunjukkan performa profitabilitas solid dengan pertumbuhan aset yang baik.
Selain itu, kebijakan pembiayaan yang relatif sehat dengan fokus pada jangka panjang. Prospek kenaikan harga saham PGEO tahun ini, Myrdal berujar, berpotensi melebihi 10 persen karena kinerja perusahaan yang solid disertakan dengan permintaan energi ramah lingkungan yang terus meningkat.
“Ditambah kemungkinan perubahan arah kebijakan moneter the Fed dari kenaikan suku bunga menuju stabilitas. Bahkan penurunan suku bunga ini bisa mendatangkan arus masuk investasi di pasar saham,” ucap Myrdal.
Beberapa hal lain yang digarisbawahi oleh analis sehingga percaya saham PGEO dapat terus tumbuh ke depan. Termasuk posisinya sebagai perusahaan energi baru terbarukan (EBT) dengan cadangan fantastis serta potensi besar yang belum digarap di Indonesia serta perubahan kebijakan menuju wawasan lingkungan hijau.
Ditambah lagi, belum lama ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru menerbitkan aturan, yakni POJK Nomor 14 tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon dan Bursa Karbon. Aturan bursa karbon ini diharapkan akan mulai beroperasi bulan depan.
Regulasi ini juga merupakan sinyal positif bagi industri EBT di tanah air serta PGEO yang telah mencatatkan kredit karbon sebagai new revenue generator di penghujung tahun 2022. Selain itu, kondisi arus kas stabil yang diperoleh dari kontrak yang menguntungkan juga menjadi poin penting bagi keberlanjutan perusahaan tumbuh secara konsisten.
“Terakhir, kebijakan dividen PGEO yang menarik menjadi pertimbangan investor yang ingin mengoleksi saham PGEO,” katanya.
Pilihan Editor: Pegawai PT KAI Diduga Terlibat Kelompok Teroris ISIS, Ini Tanggapan Perusahaan