Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga turut angkat bicara soal longspan di lintasan LRT Jabodebek yang belakangan disebut-sebut salah desain. Soal itu, Arya menjelaskan bahwa longspan di lintasan LRT Jabodebek yang tanpa tiang memang mengharuskan kereta bergerak lebih lambat. Hal tersebut dinilai sebagai pilihan tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi.
Menurutnya, longspan yang memiliki panjang tanpa tiang tambahan akan meningkatkan efisiensi LRT secara signifikan. Meskipun pada akhirnya, efisiensi ini berdampak pada kecepatan kereta yang sedikit berkurang. “Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT," kata Arya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023.
Dari sisi waktu, menurut Arya, dampaknya tidak akan begitu banyak. "Karena toh tidak terlalu panjang longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan. Dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal,” tuturnya.
Keistimewaan Longspan LRT Jabodebek
Meski disebut salah desain, namun Ahli jembatan dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Iswandi Imran, pernah mengungkap keistimewaan longspan LRT Jabodebek. Menurutnya, jembatan dengan bentang panjang itu dinilai tidak sederhana karena bentuknya sangat lengkung.
Pada awalnya, ada rencana untuk memasang pier atau tiang jembatan di tengahnya, tetapi hal itu tidak dimungkinkan karena ruang yang tersedia terlalu sempit. Menurutnya, secara estetika, menempatkan pier di tengah jembatan juga tidak menguntungkan dalam hal tampilan.
"Secara pelaksanaan pun sangat sulit dan butuh waktu lama karena sudah banyak konstruksi terbangun di sana," kata Iswandi kepada Tempo, pada 7 Desember 2019 lalu.
Lokasi pendirian jembatan itu pun relatif kompleks. Di bawah ada underpass, ada jalan at grade di atasnya, kemudian ada flyover. "Kalau kita mau lakukan sesuatu (pasang tiang) di tengah pasti nggak sederhana banget dan mungkin butuh waktu yang malah lebih panjang lagi," ujar guru besar di Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur ITB itu. Sementara waktu pembangunan terbatas.
Lebih lanjut, Iswandi mengungkapkan bagi kalangan insinyut jembatan lengkung LRT Jabodebek ini ikonik. "Karena mereka paham betapa sulitnya jembatan ini untuk dirancang dan dibangun.”
Karena panjang dan rancangannya yang presisi, lengkung LRT itu juga sempat menuai pujian karya jembatan itu menuai pujian dari Presiden Joko Widodo juga beberapa menterinya. Jembatan itu bahkan meraih dua penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 11 November 2019 lalu,
Dua penghargaan itu yakni Rekor Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia. Serta Rekor Pengujian Axial Statistic Loading Test pada Pondasi Bored Pile dengan Beban Terbesar di Indonesia. Penyerahan sertifikat rekor MURI itu dilakukan bersamaan dengan pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang LRT Kuningan.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | RIZKI DEWI AYU
Pilihan editor: Longspan LRT Jabodebek Salah Desain, Ini Tanggapan Erick Thohir