TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) akan mengimplementasikan penggunaan campuran bioetanol 5 persen pada bensin atau E5.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan penggunaan bahan bakar ini segera dilaksanakan terbatas di Jakarta dan Surabaya tahun ini.
"Hasil implementasi pada area terbatas ini akan direview untuk menjadi bahan pelajaran dalam menyiapkan implementasi bioetanol pada area dan skala lebih besar," kata Yudo dalam siaran pers, Kamis, 3 Agustus 2023.
Yudo menjelaskan, implementasi E5 di Surabaya mencakup segmen bensin dengan nomor Oktan 95. Penyiapan sarana dan fasilitas, seperti modifikasi fasilitas blending di Integrated Terminal Surabaya dan 10 SPBU di Surabaya sudah diselesaikan Pertamina Patra Niaga. Selain itu, disiapkan pada 5 SPBU di Jakarta.
"Implementasi E5 di Surabaya merupakan langkah kecil yang akan menentukan pencapaian implementasi bioetanol selanjutnya," kata Yudo.
Program subtitusi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar nabati (BBN) merupakan langkah pemerintah dalam mengurangi defisit neraca perdagangan akibat tingginya impor BBM.
Selain itu, untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT). Apalagi pada 2022, realisasi EBT pada bauran energi primer baru mencapai 12,3 persen. Artinya, butuh upaya keras untuk mengejar target bauran EBT 23 persen pada 2025.
Pilihan Editor: Apakah Gaji dan Tunjangan PNS yang Ikut ke IKN Bakal Naik? Cek Infonya