TEMPO.CO, Solo - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) wilayah eks-Karesidenan Surakarta atau Solo Raya menunjukkan pertumbuhan positif sampai Mei 2023. Hal itu tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dan secara keseluruhan stabilitas dan profil risiko sektor jasa keuangan wilayah Solo Raya tetap terjaga dengan likuiditas yang memadai.
Kepala OJK Kota Solo, Eko Yunianto mengemukakan berdasarkan data posisi Mei 2023, perkembangan kinerja pasar modal di wilayah Solo Raya meningkat secara month to month atau mtm sebesar 6.460 SID atau 1,70 persen dibandingkan April 2023, dari 379.771 SID menjadi 386.231 SID.
Tren positif itu juga terlihat secara year on year (yoy) selama 3 tahun terakhir, jumlah SID meningkat dari 183.331 SID pada bulan Mei 2021 menjadi 313.528 SID pada bulan Mei 2022 dan pada posisi bulan Mei 2023 kembali meningkat menjadi sebesar 386.231 SID.
"Selain itu secara year to date (ytd), SID di wilayah Solo Raya yang meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan SID E-BAE juga tercatat meningkat sejumlah 25.275 SID atau 7,00 persen," ujar Eko kepada wartawan di Kota Solo, Rabu, 19 Juli 2023.
Lebih lanjut Eko menyebutkan berdasarkan data posisi bulan Mei 2023, terdapat peningkatan nilai transaksi saham di wilayah Solo Raya sebesar Rp 895,78 miliar atau 62,4 persen dibandingkan dengan posisi bulan April 2023, dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp 2,33 triliun.
Adapun jika ditinjau secara tren tiga tahun berturut-turut dari tahun 2021 hingga periode Mei 2023, nilai transaksi saham mengalami fluktuasi dengan perhitungan secara ytd yang meningkat sebesar Rp 419,09 miliar atau 21,94 persen dan secara yoy juga menurun sebesar Rp 43,00 miliar atau sebesar 1,41 persen dibandingkan periode Mei 2022.
Berdasarkan data posisi triwulan 1 tahun 2023, total klaim/manfaat asuransi di wilayah Solo Raya menurun secara yoy sebesar Rp 133,11 miliar atau 22,85 persen, dari Rp 582,60 miliar menjadi Rp 449,49 miliar. Eko menyebut penurunan itu terutama disebabkan oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar Rp 115,43 miliar atau 29,03 persen, dari Rp 397,65 miliar menjadi Rp 282,22 miliar.
"Berdasarkan data posisi triwulan 1 Tahun 2023, total premi/kontribusi asuransi di wilayah Solo Raya mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp 142,96 miliar atau 25,14 persen, dari Rp 568,76 miliar menjadi Rp 425,80 miliar," katanya.
Penurunan itu, dijelaskan Eko, terutama disebabkan oleh penurunan premi asuransi jiwa sebesar Rp141,26 miliar atau 28,28 persen, dari Rp 499,49 miliar menjadi Rp 358,24 miliar. Lalu, berdasarkan data posisi Mei 2023, perusahaan pembiayaan di wilayah Solo Raya meningkat piutang pembiayaan secara yoy sebesar Rp 304,56 miliar atau 7,46 persen, dari Rp 4,08 triliun menjadi Rp 4,39 triliun.
Sementara itu, Eko mengatakan non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan menurun sebesar 3,50 persen. Berdasarkan data posisi April 2023, total aset lembaga keuangan mikro (LKM) di wilayah Solo Raya meningkat secara yoy sebesar Rp 56,54 juta atau 0,16 persen, dari Rp 34,49 miliar menjadi Rp 34,54 miliar.
"Sedangkan untuk pembiayaan yang disalurkan atau PYD, menurun secara yoy sebesar Rp129,96 juta atau 1,36 persen namun laba/rugi meningkat sebesar Rp 166,62 juta atau 130,32 persen," katanya.
Pilihan Editor: OJK dan KLHK Jalin Kerja Sama Siapkan Penyelenggaraan Bursa Karbon