TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi dari ReforMiner, Komaidi Notonegoro, mengatakan konsep bisnis bahan bakar minyak (BBM) Pertashop perlu ditata ulang agar tidak merugikan banyak pihak.
Selama ini, kata dia, kebijakan menjual BBM dengan RON tinggi tidak sesuai dengan segmen pasar yang disasar. Walhasil, 201 dari 448 unit dilaporkan merugi.
"Ketika Pertashop hanya boleh menjual BBM RON tinggi, sementara di SPBU tersedia BBM RON yang lebih rendah, masyarakat lebih memilih membeli BBM di SPBU. Pilihannya juga lebih banyak," kata Komaidi lewat keterangan tertulis, Rabu, 12 Juli 2023.
Terlebih, kata dia, Pertashop pada dasarnya didesain untuk memperluas akses BBM ke wilayah yang belum terjangkau SPBU. Karena itu, Pertashop umumnya tersebar di wilayah pedesaan dan pinggiran kota.
"Wilayah yang notabene dengan profil masyarakat berpendapatan lebih rendah ketimbang masyarakat perkotaan," ujar Komaidi.
Selanjutnya: Tantangan lain bisnis Pertashop....