TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi Bank Dunia (World Bank) yang menaikkan status Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income country.
Menurut Sri Mulyani, hal itu terjadi karena adanya perbaikan ekonomi di Indonesia. “Sekarang sudah dengan tingkat income per kapita di US$ 4.580 per kapita. Batas threshold-nya di US$ 4.466 per kapita,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Juli 2023.
Bendaha negara ini mengatakan hal itu merupakan perkembangan yang positif dan baik. Namun, kata Sri Mulyani, perjalanan Indonesia masih panjang untuk mencapai high income country atau negara berpenghasilan tinggi. “Oleh karena itu, kinerja dari perekonomian harus terus kita jaga, termasuk stabilisasi harga,” tutur Sri Mulyani.
Kabar soal Indonesia masuk ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah ke atas diungkap oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
“Ini proses pemulihan yang cepat setelah kita turun ke grup lower middle income country di tahun 2020 karena pandemi,” kata Presiden Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan situasi yang dihadapi Indonesia tidak akan mudah pada semester II 2023. Sebab, instabilitas lingkungan global dan ketegangan geopolitik masih berlangsung.
“Ini berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah, kelihatan ekspor kita juga menurun. Kemudian, berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global, ini juga harus betul-betul kita lihat,” tutur Jokowi.
MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Kementerian PUPR Sebut Tol Puncak dan 5 Proyek Tol Masuk Tahap Persiapan Lelang di 2024