TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mendukung langkah usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teten berharap UMKM yang melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana semakin bertambah.
"Memang masih lambat. Sejak 2020, dari papan akselerasi baru ada 33 UMKM yang masuk di Bursa Efek," kata Teten dalam acara Inabuyer B2B2G Expo di Smesco Indonesia, Rabu, 5 Juli 2023.
Teten juga mengatakan kementeriannya telah bekerja sama dengan BEI untuk mengkurasi dan menginkubasi UMKM. "Supaya semakin banyak UMKM kita yang mencari pembiayaan dan modal investasi di pasar modal," kata dia.
Pergerakan UMKM yang melantai di BEI sempat disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna. Pada 7 Juni 2023, Nyoman mengatakan ada 10 persen perusahaan dari sektor UMKM yang antre untuk melakukan IPO tahun ini. Perusahaan yang antre tersebut, kata dia, merupakan perusahaan dengan nilai aset di bawah Rp 50 miliar.
Sedangkan 85-90 persen perusahaan lain yang antre untuk IPO merupakan perusahaan dengan aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.
Melihat fenomena tersebut, Nyoman mengaku telah menyediakan papan akselerasi sebagai upaya mendorong lebih banyak UMKM untuk menyelenggarakan IPO, sebagai bentuk penggalangan dana untuk naik kelas dan melakukan ekspansi.
"Yang kita masukkan ke papan akselerasi bukan hanya sekedar size-nya yang kecil. Kita tidak melihat itu, tapi bagaimana perusahaan ini berbeda dari yang lain, artinya, ada inovasi ada hal-hal yang kita lihat ada growth opportunity ke depan,” ujar Nyoman.
RIRI RAHAYU | ANTARA