Adapun data yang bocor, Teguh melanjutkan, di antaranya email, nomor handphone, nomor IndiHome, nomor induk kependudukan (NIK), alamat IP, dan lainnya. “Pelaku juga mengklaim memiliki akses ke server milik @TelkomIndonesia,” kata Teguh. Selain itu, sampel dari data tersebut juga dilampirkan.
Menurut Teguh, jika dilihat dari data sampelnya sebanyak 10.050, isinya kemungkinan log activity atau transaksi di myIndiHome. Dari 10.050 data saja banyak duplikat dan setelah difilter tersisa hanya 3.507 data. “Jadi 35 juta data itu kemungkinan kumpulan dari semua activity atau transaksi di myIndiHome,” ucap Teguh.
Dalam website bjorka.ai, 35 juta data myIndiHome itu dijual seharga US$ 5.000 atau setara Rp 75,14 juta dengan kurs Rp 15.028. Selain itu, ada pula informasi file mengenai data tersebut, mulai dari jumlah kapasitas data uncompressed 55 GB dan compressed 7 GB, dengan total data 35.900.002, diambil Juni 2023, format CSV, dan negara Indonesia.
“Sebelumnya saya sudah pernah berbagi tentang riwayat browsing pengguna IndiHome. Sekarang saya akan membagikan database informasi pribadi pengguna myIndiHome. MyIndihome adalah aplikasi yang dibuat oleh Telkom Indonesia untuk pengguna IndiHome,” tertulis dalam keterangan Bjorka.
Bjorka juga mengaku menjual akses ke server database internal Telkom Indonesia. “Di mana mereka menyimpan banyak data layanan mereka dan juga layanan klien mereka sendiri. Akan segera diulas lebih lanjut tentang #TelkomIndonesiaOperation,” kata Bjorka.
Pilihan Editor: Suharso Monoarfa: Transformasi ke Ekonomi Biru Bisa Jadi Peluang Peningkatan Pertumbuhan PDB bagi Negara ASEAN