TEMPO.CO, Jakarta - Pemuda dan mahasiswa Wolo mengecam PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang menganggap aksi ratusan warga Desa Muara Lapao-pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai aksi premanisme.
Sebelumnya, PT CNI menyebut sekelompok preman melakukan aksi perusakan terhadap fasilitas proyek strategis nasional (PSN) dan obyek vital nasional milik perusahaan, pada Kamis, 15 Juni 2023.
"Kedatangan masyarakat di pelabuhan Jetty dan menutup aktivitas tambang PT CNI merupakan aksi unjuk rasa damai meminta perusahaan untuk bertanggung jawab atas segala kerusakan lingkungan yang dilakukan terhadap warga Desa Muara Lapao-pao," kata Dewan Pembina Pemuda dan Mahasiswa Kecamatan Wolo, Hamka, melalui keterangan tertulis, Kamis, 22 Juni 2023.
Menurut Hamka, aksi unjuk rasa dilakukan karena warga sudah tidak percaya lagi dengan janji perusahaan, di antaranya penyelesaian ganti rugi tanaman dan sekitar 400 hektar tambak.
Hamka pun membantah pernyataan Legal Manager sekaligus Kepala Cabang PT CNI, Kenny Rochlim bahwa aksi warga menghambat pembangunan smelter yang menjadi bagian dari PSN tersebut. Hamka juga menilai pernyataan itu tidak rasional. Sebab, warga menutup aktivitas tambang hingga hari ini dan masih bertahan di lokasi lantaran tuntutan mereka belum mendapat jawaban.
Selanjutnya: "Masa hanya gara-gara aksi menuntut...."