TEMPO.CO, Jakarta - Grab Singapura melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada lebih dari 1.000 orang Grabber—julukan untuk karyawan Grab di Singapura. Keputusan itu dilakukan pada Selasa, 20 Juni 2023. Angka ini setara dengan 11 persen dari jumlah karyawan.
Padahal, pada September tahun lalu, Grab mengatakan pihaknya tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal meskipun pasar lemah. Lalu, tiga bulan kemudian, Tan memberi tahu staf bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, gaji untuk manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran.
Sebelum Group CEO and Co-Founder Grab Anthony Tan mengumumkan PHK kepada staf-nya, saham milik perusahaan itu naik 4,7 persen. Lalu berlanjut naik 5,6 persen setelah pengumuman PHK. Namun, pada Mei lalu, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar US$ 250 juta, tapi mengatakan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen menjadi US$ 525 juta dari tahun lalu.