"Bapanas punya yang namanya fasilitas distribusi. Jadi, biaya memindahkan jagung dari Dompu, Sumbawa, Bima ke 'sentra layer' di Kendal dan Blitar nih transportnya dibayarin," katanya lagi.
Dengan bantuan fasilitas distribusi itu, kata dia, para peternak tidak terlalu dibebani biaya transportasi pengangkutan jagung, sehingga diharapkan harga telur bisa kembali normal.
"Ini yang masih kami fasilitasi dan juga di beberapa daerah. Tapi, nanti kalau sudah mulai panen dan harga (jagung) sudah mulai turun, ini harganya (telur) pasti kembali normal," katanya pula.
Rachmi mengingatkan bahwa pemerintah melalui Bapanas juga memberikan kesempatan bagi peternak layer (peternak ayam petelur) untuk menikmati keuntungan ketika harga telur meningkat.
"Ketika kemarin kami beli untuk bantuan pangan, harga sudah mulai bagus. Kalau diperhatikan sebelumnya (harga telur, Red.) kan sempat jatuh. Kalau harga jagung naik mereka boleh dong naikin sedikit," kata dia.
Harga komoditas telur di pasaran Kota Semarang normalnya berada di kisaran Rp27.000 per kilogram, tetapi belakangan ini naik menjadi Rp30.000 per kilogram di pasaran, bahkan ada yang lebih.
Pilihan Editor: Harga Telur Tinggi Dipengaruhi Pakan, Bapanas: Daerah Mulai Panen Jagung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini