TEMPO.CO, Jakarta - Bercermin dari serangan siber yang dialami oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyiapkan modal besar untuk memperkuat keamanan IT.
"Dari belanja modal itu sendiri kita ada Rp 200-300 miliar untuk keamanan sistem, memang kalau dibandingkan perbankan angkanya enggak cukup besar," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan pada Senin, 29 Mei 2023.
Menurutnya, modal yang disiapkan BPJS Ketenagakerjaan sudah cukup signifikan. Namun, ia tak menampik pihaknya masih perlu membangun keamanan siber dengan bekerja sama dengan pihak lain seperti kementerian dan lembaga, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta pakar siber di industri ini.
Terlebih BPJS Ketenagakerjaan memiliki data yang sangat esensial, sehingga, membutuhkan dukungan dari korps keamanan siber negara untuk memperkuat sistemnya. Apalagi, ia menilai BPJS ketenagakerjaan bukan lembaga swasta yang berorientasi pada keuntungan, melainkan lembaga pemerintahan.
"Alhamdulillah kami mendapat dukungan banyak pihak untuk keamanan siber ini," ucapnya. Ia berharap upaya ini dapat membangun kepercayaan masyarakat pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan.
Selanjutnya: 19 juta data milik BPJS Ketenagakerjaan diduga bocor