Menurut Evy, PLN melalui subholdingnya PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power terus mencari partner strategis dalam berkolaborasi demi menyukseskan program dedieselisasi.
"PLN menyadari bahwa pelaksanaan program dedieselisasi membutuhkan investasi yang besar baik dari segi keuangan maupun sumber daya teknologi. Dengan demikian, kolaborasi kuat antara PLN, pengembang, lembaga keuangan, dan mitra strategis lainnya sangat penting untuk keberhasilan program dedieselisasi," tutur dia.
Sementara itu, Head of JETP Secretary Edo Mahendra mengungkapkan, selama enam bulan dari Februari hingga Agustus 2023, JETP tengah menggodok secara detail rencana pengalokasian komitmen dana USD 20 miliar.
Harapannya, kata dia, berbagai program transisi energi yang sudah dirancang oleh negara-negara yang tergabung dalam JETP bisa segera dijalankan.
"Kita sudah membangun pondasinya. Kami sangat bersyukur dengan dukungan dan komitmen yang diberikan oleh komunitas internasional dalam transisi energi," papar Edo.
Edo menyampaikan, program dedieselisasi dan pembangunan pembangkit EBT penggantinya merupakan pilot program dalam JETP. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan memberikan dukungan penuh agar program dedieselisasi ini bisa sukses.
"Mari menyukseskan program ini karena hanya dengan kerja bersama proyek ini bisa terwujud. Keberhasilan proyek ini akan menjadi showcase dan rujukan untuk lebih banyak program transisi energi selanjutnya," tutur dia.
Pilihan Editor: Komisi VII DPR RI Minta PLN Buktikan Bisa Elektrifikasi 100 Persen pada 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.