TEMPO.CO, Jakarta - General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky Yeo Siang Tiong menjelaskan selama lima tahun terakhir, ransomware telah berevolusi dari ancaman bagi komputer individu menjadi bahaya serius bagi jaringan perusahaan. Para peretas atau hacker telah berhenti mencoba menginfeksi banyak komputer dan sekarang justru menargetkan korban dengan skala besar.
Menurut Yeo Siang Tiong, serangan terhadap organisasi komersial dan perusahaan memerlukan perencanaan yang cermat dalam menerapkan strategi pertahanan siber. “Sektor perbankan dan lembaga layanan keuangan masih dan akan terus menjadi target utama kalangan penjahat siber dalam hal ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Mei 2023.
Salah satunya terbaru adalah serangan ransomware yang dialami PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI. Dia menilai, sektor tersebut yang menjadi target serangan merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. “Karena sektor ini memiliki banyak informasi penting mengenai pelanggan dan besarnya jumlah uang yang tersimpan,” kata dia.
Statistik baru dari Kaspersky bahkan mengungkapkan bahwa total 304.904 serangan ransomware yang mengincar bisnis di Asia Tenggara telah diblokir oleh solusi B2B Kaspersky tahun 2022. Indonesia mencatat jumlah insiden tertinggi yang digagalkan solusi Kaspersky (131.779), diikuti oleh Thailand (82.438), dan Vietnam (57.389).
“Filipina mencatat total 21.076 serangan ransomware, Malaysia memiliki 11.750, dan Singapura memiliki 472,” ucap Yeo Siang Tiong.
Selanjutnya: Lima ransomware yang paling umum menargetkan bisnis di Indonesia