Telemetri Kaspersky—teknologi pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada operator sistem—juga mengungkapkan bahwa jenis ransomware yang paling umum menargetkan bisnis di Indonesia ada lima. Yaitu Trojan-Ransom.Win32.Wanna; Trojan-Ransom.Win32.Agent; Trojan-Ransom.Win32.Stop; Trojan-Ransom.Win32.Gen; dan Trojan-Ransom.Win64.Zikma.
Yeo Siang Tiong menuturkan, ransomware—malware yang mengunci perangkat atau file—terus berkembang dalam kualitas dan kuantitas. Kaspersky melihat munculnya kelompok ransomware menambahkan mode pemerasan lainnya.
Mulai dari menjual kembali data atau file yang telah mereka retas, melakukan serangan DDoS terhadap korban atau pelanggan korban, atau menggunakan data yang sama untuk melakukan tindak lanjut serangan seperti phishing yang ditargetkan.
“Mereka dijuluki sebagai Ransomware 3.0,” tutur Yeo Siang Tiong.
Namun, di sisi lain, dia berujar, banyak pemangku kepentingan dan para ahli terus melakukan brainstorming dalam membentuk perlawanan terhadap serangan siber, terutama pada ransomware. Yeo Siang Tiong mengakui bahwa tidak ada solusi “peluru perak” di dunia teknologi yang berkembang pesat.
Meski begitu, perusahaan keamanan siber asal Rusia itu meyakini bahwa berbagi intelijen antara lembaga publik dan swasta, pengembangan undang-undang terkait dan kolaborasi erat perihal keamanan siber dapat meningkatkan pertahanan siber di suatu negara. “Secara signifikan,” ujar Yeo Siang Tiong.
Pilihan editor: BSI Diserang Hacker, Kaspersky Catat Serangan Ransomware Melonjak 181 Persen Tahun Lalu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini