Kurnia mengungkapkan bahwa terobosan dan peningkatan yang dilakukan oleh SKK Migas dalam pelaksanaan lifting migas di 2022 mampu mengamankan penerimaan negara, sehingga memberikan dukungan pada percepatan cashflow penerimaan negara.
"Setiap lifting yang dicatat, 100 persen pembayaran sudah masuk ke rekening negara, meskipun di lapangan ada beberapa kegiatan lifting yang tertunda karena gangguan cuaca dan lainnya. Langkah ini akan mengamankan penerimaan negara dan percepatan cashflow negara sehingga dapat mendukung berbagai program pembangunan yang telah ditetapkan pemerintah dalam APBN," ujar Kurnia.
Selain itu, dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan barang milik negara (BMN) hulu migas, SKK Migas telah melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan BMN dan terus melakukan upaya transformasi dan optimalisasi.
Sampai dengan akhir 2022, nilai BMN Hulu Migas pada laporan keuangan pemerintah pusat sebesar Rp 598,71 triliun atau meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya dan berhasil melakukan optimalisasi BMN dengan membukukan PNBP pengelolaan BMN hulu migas sebesar Rp 251,22 miliar atau meningkat 35 persen dari tahun sebelumnya.
SKK Migas turut serta mendorong pemanfaatan aset Kilang LNG Badak, di mana industri hulu migas yang berhasil disetorkan ke negara sekitar Rp 1,7 triliun atas pemanfaatan Kilang LNG Badak.
"Tahun 2022, SKK Migas dan Kementerian Keuangan juga telah melakukan pertukaran data sektor hulu migas melalui sistem informasi terintegrasi (SIT) sehingga memberikan data yang transparan dan mempercepat proses pencatatan yang pada gilirannya mempercepat proses bisnis sehingga kegiatan pengelolaan hulu migas menjadi semakin optimal dan mendukung pengambilan keputusan terkait kebijakan di sektor hulu migas," ucap Kurnia.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lampaui 5 Persen, Apa Pemicunya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini