Katalis positif lainnya adalah kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM di seluruh Indonesia pada akhir tahun lalu, akan makin meningkatkan mobilisasi barang dan orang, yang kemudian akan mendorong perekonomian domestik.
“Ketiga arah kebijakan pemerintah seperti hilirisasi, tujuan pariwisata baru, dan pindah ibu kota akan menciptakan ekosistem bisnis baru yang akan kami tangkap, karena pelaku ekonomi membutuhkan solusi perbankan seperti kredit modal kerja, investasi, garansi dan lainnya,” imbuhnya.
BNI memproyeksikan kredit di segmen enterprise akan tumbuh sebesar 8 persen hingga 10 persen pada tahun ini atau lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. Untuk mencapai target tersebut, BNI akan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian termasuk untuk segmen enterprise.
“Sehingga strategi utama adalah mendorong pertumbuhan dari turunan Top Tier Client di segmen Korporasi. Selain itu, kami menyasar top player maupun top regional player industry yang masuk ke dalam segmen enterprise,” kata Sis Apik.
Sis Apik mengatakan BNI juga akan selalu mendorong nasabah untuk terus dapat mengembangkan bisnisnya secara baik dan berkelanjutan termasuk mencari peluang ke tingkat global.
Portofolio nasabah BNI yang memiliki orientasi ekspor per 31 Maret 2023 telah mencapai Rp 14,2 triliun atau 27,6 persen dari portofolio enterprise.
Pilihan Editor: Ekonom Sarankan Pemerintah Tingkatkan Negosiasi dengan China soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini