TEMPO.CO, Solo - Realisasi kebutuhan uang kartal (kertas dan logam) selama Lebaran 2023 mencapai Rp 6,05 triliun atau 100 persen dari prediksi di awal bulan Ramadan lalu. Jumlah itu meningkat 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode sama yang mencapai Rp 5,6 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Nugroho Joko Prastowo mengemukakan kebutuhan uang kartal itu dipenuhi dari penarikan uang kartal dari BI Solo sebesar Rp 4,12 triliun dan penarikan transaksi uang kartal dari antarbank (Tukab) sebesar Rp 1,93 triliun.
"Realisasi kebutuhan uang kartal ini persis seperti yang diperkirakan saat kick off penukaran uang di Pasar Klewer Solo pada 21 April lalu. Jadi ada kenaikan 8 persen bila dibandingkan tahun lalu karena tahun lalu untuk Solo dengan kebutuhan Rp 5,6 triliun itu sudah cukup tinggi," ujar pria yang akrab disapa Joko itu ketika dimintai konfirmasi di Balai Kota Solo, Rabu, 26 April 2023.
Adapun distribusi pecahan berdasarkan bilyet/lembar yang paling banyak diminati masyarakat dalam penukaran uang pecahan itu adalah pecahan Rp 5.000 dengan porsi 22 persen, pecahan Rp 2.000 porsi 19 persen, dan pecahan Rp 10 ribu porsi 17 persen.
Lebih lanjut Joko mengatakan kebutuhan uang kartal di Solo itu tidak hanya dicukupi dari BI Solo maupun perbankan Solo melainkan juga dari uang yang dibawa dari para pemudik luar Solo yang berdatangan ke Solo. Kondisi itu akan berbeda dengan situasi sebelum Lebaran 2023, yang dalam satu bulan ke depan BI Solo akan menerima arus balik penyetoran uang kartal itu melalui perbankan.
Sesuai karakteristiknya, jumlah uang kartal yang disetorkan masuk atau inflow paska-Lebaran itu akan lebih besar dari yang dikeluarkan atau ditarik masyarakat atau outflow sebelum Lebaran 2023.
Selanjutnya: "Kondisi itu menyiratkan bahwa selain uang kartal...."