TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital meningkat didukung oleh sistem pembayaran yang lancar dan andal. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.
“Nilai transaksi uang elektronik pada Maret 2023 tumbuh tinggi 11,39 persen Year on Year (YoY) sehingga mencapai Rp 34,1 triliun,” ujar Perry dalam konferensi pers hybrid pada Selasa, 18 April 2023.
Sementara, untuk nilai transaksi digital banking meningkat 9,88 persen YoY menjadi Rp 4.944,1 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga naik 0,45 persen YoY menjadi Rp 707,1 triliun.
Ke depan, Perry menjelaskan, peningkatan transaksi ekonomi dan keuangan digital diperkirakan berlanjut. Hal itu, menurut dia, sejalan dengan kenaikan aktivitas masyarakat dan perluasan serta optimalisasi ekosistem pengguna.
Dia menuturkan, BI bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta asosiasi akan menyelenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 pada 7-10 Mei 2023 di Jakarta. “Acara itu merupakan bagian dari kegiatan Keketuaan ASEAN 2023, yang menampilkan beragam inisiatif dan inovasi digital di Indonesia,” ucap Perry.
Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Perry berujar, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Maret 2023 meningkat 6,73 persen YoY mencapai Rp 948,8 triliun. BI terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Indonesia.
“Melalui program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2023 dengan memperkuat layanan kas kepada masyarakat melalui perbankan dan BI, serta menyediakan lokasi layanan penukaran uang pada titik-titik keramaian dan jalur mudik,” tutur dia.
Pilihan Editor: Nilai Tukar Rupiah Menguat, Gubernur BI:
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini