Untuk segmen penjualan batu bara, kata William, manajemen menargetkan volume sebesar 2,5 juta ton dimana 50 persen target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim.
"Pada akhir tahun 2022, volume penjualan batu bara sebesar 2,5 juta metrik ton atau telah mencapai 100 persen target tahun ini. Pada tahun ini juga perseroan telah berhasil mempertahankan zero fatality selama 3 tahun terakhir," papar William.
Sementara dari segmen penjualan batu bara, RMK Energy mencatatkan pendapatan usaha Rp2,1 triliun atau meningkat 45,3 persen year on year. Kenaikan pendapatan ini didukung oleh kenaikan volume penjualan batu bara yang meningkat 45,1 persen year on year menjadi 2,5 juta ton.
Pendapatan segmen ini berkontribusi 77,3 persen ke total pendapatan RMK Energy. Laba kotor yang berasal dari segmen ini Rp 406,7 miliar atau meningkat sebesar 75,8 persen year on year dan berkontribusi 69,1 persen dari total laba kotor perusahaan.
Dari segmen jasa batu bara, RMK mencatatkan pendapatan usaha Rp 620,5 miliar atau meningkat 51,2 persen year on year. Kenaikan pendapatan segmen ini didukung kenaikan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batu bara yang meningkat 94,8 persen year on year dan 31,3 persen year on year.
Pendapatan segmen ini berkontribusi 22,7 persen ke total pendapatan perusahaan. Sementara laba kotor yang berasal dari segmen jasa batu bara Rp 181,9 miliar atau meningkat 89,9 persen year on year, dan berkontribusi 30,9 persen dari total laba kotor perusahaan.
Pilihan Editor: OJK Beberkan Strategi Jaga Stabilitas Jasa Keuangan di Tengah Gejolak Perbankan Global
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini