TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membidik kerja sama dengan Filipina untuk hilirisasi produksi kendaraan listrik. Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, sehingga kerja sama tersebut dapat memimpin ekosistem kendaraan listrik di ASEAN maupun dunia.
"Dengan kerja sama yang lebih erat, kedua negara berpotensi meningkatkan produksi nikel dunia hingga mencapai 50 persen," tutur Arsjad dalam keterangan tertulis pada Rabu, 29 Maret 2023.
Arsjad menjelaskan Indonesia dan Filipina memiliki sekitar 33 sampai 40 persen dari cadangan bijih nikel di seluruh dunia. Dengan demikian, Arsjad menilai hal ini memberikan dasar yang kuat untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai.
Selain itu, menurutnya, potensi cadangan mineral lain untuk kendaraan listrik juga tengah menjadi sorotan. Sehingga ia memperkirakan ASEAN bakal menjadi pusat rantai pasok kendaraan listrik.
Arsjad pun menekankan pentingnya hilirisasi untuk keberhasilan pengembangan industri kendaraan listrik dan baterai. Dia mencatat nilai ekspor nikel dalam bentuk besi dan baja, nikel matte, dan mixed hydrate precipitate mencapai US$ 20 juta.
Selain itu, hilirisasi nikel Indonesia dinilai berhasil meningkatkan nilai tambah komoditas dari US$ 1,1 miliar menjadi US$ 20,8 miliar pada tahun 2021. "Contoh keberhasilan ini membuat Indonesia mendorong Filipina untuk bisa ikut andil berpartisipasi dalam kesuksesan hilirisasi industri kendaraan listrik dan baterai di kawasan ASEAN," tuturnya.
Arsyad berujar kesuksesan Indonesia di industri kendaraan listrik dan baterai berkaitan erat dengan peran hilirisasi. Dengan berbagi pengalaman Kadin bersama Filipina, Kadin berharap dapat memperkuat kemitraan antarnegara dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor tersebut.
Pilihan Editor: Sri Mulyani: THR ASN, TNI/Polri dan Pensiunan Cair Mulai H-10 Lebaran 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini