Per awal Februari 2023 lalu, Credit Suisse mengumumkan membukukan rugi bersih tembus 7,3 miliar franc Swiss sepanjang tahun 2022. Adapun pada tahun 2021 rugi bersihnya sebesar 1,7 miliar franc Swiss.
Saham-saham di Credit Suisse yang berjuang untuk pulih dari serangkaian skandal pun telah terpukul selama 12 bulan terakhir. Saham tersebut bernilai sekitar 80 franc Swiss pada tahun 2008, tetapi menyusut menjadi 1,55 franc Swiss pada Rabu, 15 Maret 2023.
Adapun penurunan terbaru dipicu ketika pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut untuk pemberi pinjaman yang kesulitan itu. Klien-klien kaya juga telah menarik miliaran dari bank. Saat ini Credit Suisse tengah melakukan perombakan besar-besaran, memotong biaya dan pekerjaan serta menciptakan bisnis terpisah untuk bank investasinya.
Lebih jauh, Ariston optimistis di dalam negeri, pelemahan rupiah bisa tertahan karena krisis perbankan tersebut memperbesar kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed. The Fed diperkirakan bakal menahan suku bunga acuannya atau tidak terlalu agresif menaikkan suku bunganya pada rapat mendatang.
Dalam perhitungannya, Ariston memperkirakan kurs rupiah masih akan melemah ke arah 15.400 per dolar AS, dengan peluang tertahan di kisaran 15.350 per dolar AS pada hari ini. Kemarin rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02 persen ke posisi 15.382 per dolar AS.
ANTARA
Pilihan Editor: Silicon Valley Bank Bangkrut, Raksasa Perbankan Credit Suisse Babak Belur
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.