TEMPO.CO, Jakarta - Forum Koperasi Indonesia atau Forkopi menyatakan tidak semua koperasi bermasalah. Meski ada beberapa koperasi bermasalah, tapi lebih banyak koperasi baik.
Ketua Forkopi Andy Arslan Djunaid mengatakan pemberitaan delapan koperasi bermasalah menjadi besar. "Teman-teman Forkopi menyebutnya sebagai koperasi palsu yang mengatasnamakan koperasi, tetapi tidak menjalankan prinsip-prinsip koperasi dan merugikan masyarakat," kata dia dalam acara 'Editorial Meeting Forkopi' di Jakarta, Senin, 27 Februari 2023.
Ia mengatakan yang menjadi korban dari praktik koperasi palsu itu tidak hanya masyarakat yang uangnya hilang, tapi juga para pelaku koperasi yang menjalankan fungsinya dirugikan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan ada 2.300 koperasi yang tergabung di Forkopi melalui asosiasinya. Jika dihitung, ada sekitar 30 juta anggota koperasi-koperasi tersebut. Dibandingkan delapan koperasi bermasalah tersebut, ada ribuan koperasi yang baik.
"Sekarang ini terkesan praktik koperasi ya seperti mereka (koperasi bermasalah). Padahal sejatinya banyak yang dilakukan teman-teman koperasi ini," ujar Andy, sapaan akrabnya.
Andy mencontohkan, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) di Tangerang, Banten memberikan bantuan bedah rumah untuk anggotanya yang memiliki rumah tidak layak. Program tersebut sudah berjalan lima tahun dengan total 400 rumah tak layak anggotanya sudah dibedah.
Sementara itu, ada juga Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur juga memiliki minimarket bernama Basmalah. Gerai Basmalah sudah berjumlah 200 outlet. Andy menilai, banyak warga setempat menggantungkan hidupnya pada koperasi ini.
Selain kedua koperasi tersebut, menurut Andy banyak koperasi lainnya yang membantu kesejahteraan masyarakat. Tak hanya itu, fungsi koperasi lainnya adalah untuk membantu permodalan pengusaha kecil.
"Apa yang dilakukan kita selama ini? Koperasi simpan pinjam mengisi ruang-ruang kosong untuk membantu pembiayaan usaha mikro dan kecil di yang terbawah, karena mereka rata-rata tidak bisa terakses oleh perbankan untuk permodalan," tutur Andy.
Pilihan Editor: 8 Koperasi Bermasalah, Forkopi Sebut Banyak Anggota Ketakutan hingga Tarik Tabungan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.