TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) untuk mendistribusikan komoditas pangan, khususnya beras Bulog dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan kerja sama ini dimulai dengan pengiriman beras Bulog ke wilayah-wilayah untuk meredam kenaikan harga beras yang tinggi.
"Sinergi bersama TNI AL dalam penguatan pangan ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo. Bapanas siap sebagai kolaborator antar kementerian dan lembaga dalam mewujudkan kemandirian pangan sesuai arahan Presiden,” ujar Arief dalam keterangan tertulis pada Rabu, 15 Februari 2023.
Baca: Ekonom: Mafia Beras Ada Karena Peran Bulog Kecil dan Masalah Struktural
Seperti diketahui, Direktur Utama Budi Waseso mengungkapkan distribusi beras Bulog tak berhasil meredam kenaikan harga beras lantaran ada mafia beras yang melakukan penyelewengan.
Sebelumnya Perum Bulog dan Bapanas melakukan inspeksi ke gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur. Hasilnya, ditemukan sejumlah barang bukti dugaan indikasi pengoplosan dan pengemasan ulang beras Bulog. Selain itu, Satgas Pangan Polda Banten juga menangkap tujuh tersangka dengan modus yang sama.
Arief menjelaskan, TNI AL akan membantu memobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan di daerah, terutama daerah terluar dan perbatasan. Ia menuturkan langkah itu juga merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi di daerah, terutama menjelang puasa dan lebaran dalam waktu dekat.
Arief berharap kerja sama dengan TNI AL dapat mendorong ketersediaan stok dan stabilisasi harga di seluruh daerah. Pasalnya apabila Bulog bekerja sendiri, kata dia, hal itu akan sangat sulit diwujudkan. Sebelumnya, Bapanas juga bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk mendistribusikan komoditas pangan melalui Tol Laut.
Menurut Arief, kolaborasi Bapanas dengan TNI AL dapat mengakselerasi aksi fasilitasi mobilisasi dan pendistribusian pangan yang saat ini masih terus dijalankan Bapanas. Sebab, ia menilai keterhubungan antara daerah surplus dan daerah defisit menjadi kunci untuk menjaga stabilitas stok dan harga pangan.
Arief juga meyakini partisipasi TNI AL dapat membantu meningkatkan keterjangkauan pangan, khususnya di daerah atau pulau-pulau terluar. Ia menilai hal tersebut juga dapat berpengaruh pada pengentasan daerah rawan pangan dan gizi. Sebab, menurutnya, TNI AL memiliki jangkauan yang luas dan merata hingga ke pelosok.
Selain pendistribusian pangan, kerja sama dengan TNI AL juga akan meliputi aktivitas pangan di sektor hulu yaitu, pemanfaatan lahan atau aset TNI AL untuk penanaman dan produksi pangan. Menurutnya, produksi yang dihasilkan akan diserap BUMN di bidang Pangan untuk menambah stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
"Jadi kita siapkan off take-nya juga pasarnya. Komoditas pangan yang ditanam disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga bisa langsung diserap,” ujarnya.
Untuk menindaklanjuti kolaborasi ini, Arief mengatakan akan segera melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama. Adapun hingga saat ini, Arief berujar poin-poin kerja sama antara Bapanas dengan TNI AL masih terus dibahas.
Baca Juga: Mentan: Ketersediaan Beras Aman, Mulai Panen-panen di Mana Saja
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.