TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih kuat. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan hal tersebut merujuk pada data Badan Pusat Statistik yang menunjukan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2022 tetap tinggi, yakni 5,01 persen (yoy) di tengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam tren melambat.
"Pertumbuhan ekonomi yang kuat itu didukung oleh hampir seluruh komponen PDB (produk domestik bruto) dari sisi pengeluaran," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Februari 2023.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,31 Persen, Ekonom: Konsumsi Pulih setelah Pandemi Reda
Ia menyebutkan konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48 persen secara yoy. Hal itu, menurutnya, sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.
Selain itu, tercatat ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen secara yoy. Peningkatan ekspor didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang dinilai masih kuat. BI juga menilai pertumbuhan investasi non-bangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor, meskipun pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33 persen secara yoy akibat investasi bangunan yang masih rendah.
Sementara itu, konsumsi Pemerintah terkontraksi 4,77 persen secara yoy, namun Erwin menilai hal itu lebih dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring dengan kondisi pandemi yang membaik.
Di sisi lain, menurut Erwin, kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin secara lapangan usaha dan spasial. Secara lapangan usaha (LU), kata dia, seluruh LU pada triwulan IV 2022 menunjukkan kinerja positif, terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.
Adapun LU transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum tercatat tumbuh tinggi. Kondisi itu didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,31 Persen, Sri Mulyani: Alhamdulillah Meski Ekonomi Dunia Melambat
Sedangkan secara spasial, BI menilai pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2022 tetap kuat di hampir seluruh wilayah Indonesia, meskipun ada sebagian daerah yang melambat. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.
Sebagai informasi, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2022 tercatat 5,01 persen secara yoy. Angka tersebut dinilai cukup tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam tren melambat. Dengan perkembangan tersebut, ujar Erwin, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31 persen secara yoy. Jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen yoy.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5 sampai 5,3 persen," katanya. Pertumbuhan itu diprediksi didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
Prakiraan tersebut, menurut dia, sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.