TEMPO.CO, Jakarta - PT CIMB Niaga Auto Finance atau CIMB Niaga Finance berhasil menerima permintaan berlebih (oversubscribed) sebanyak 4,6 kali dari Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I pada tahun 2023.
Dari penawaran itu, perseroan mampu mendapatkan permintaan atas sukuk dengan total dana sebesar Rp 4,6 triliun. Komposisinya terdiri dari 2 seri, yaitu Seri A dengan nilai sebesar Rp 700 miliar dan Seri B dengan nilai sebesar Rp 300 miliar.
Baca Juga:
Baca: CIMB Niaga Finance Terbitkan Sukuk Senilai Rp 1 Triliun
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengatakan padahal kebutuhan atas sukuk hanya sebesar Rp 1 triliun.
"Kelebihan permintaan itu menunjukkan sukuk ini merupakan produk investasi yang inovatif di mata para investor. Juga menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap kinerja CIMB Niaga Finance yang tetap tumbuh positif di tengah masa transisi pandemi Covid-19," ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat, 3 Februari 2023.
Menurut Ristiawan, CIMB Niaga Finance mengapresiasi minat investor yang secara tidak langsung mendukung pertumbuhan keberlanjutan industri otomotif dan pembiayaan nasional yang menjadi pendorong pertumbuhan (growth engine) perekonomian nasional. Dia mengatakan Keberhasilan dalam mendapatkan permintaan yang melebihi target awal sukuk ini didukung oleh PT CIMB Niaga Sekuritas (CNS) dan PT Mandiri Sekuritas sebagai joint lead underwriter (JLU).
Di samping itu, sukuk ini juga mencatat rekor baru sebagai sukuk dengan akad Wakalah Bi Al-Istitsmar yang pertama di Indonesia dan juga dibantu oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai Wali Amanat. Adapun untuk dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum sukuk ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sebagai penyertaan modal kerja pada kegiatan usaha pembiayaan syariah untuk kendaraan.
Selanjutnya: Perseroan akan menyalurkan....