"Perseroan akan menyalurkan pembiayaan kendaraan kepada nasabah perseroan dengan akad murabahah,” kata Ristiawan.
Selain itu, Ristiawan berujar, dana yang terhimpun dari penawaran ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan perseroan pada tahun 2023, melanjutkan tren positif dari kinerja aset maupun pendapatan dan keuntungan selama 3 tahun terakhir.
Secara kinerja, pada tahun 2022, CIMB Niaga Finance berhasil mencatat perolehan laba sebelum pajak (unaudited) atau profit before tax (PBT) sebesar Rp 420 miliar atau tumbuh 35,86 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 309 miliar. Kinerja itu didukung kenaikan pembiayaan baru hingga akhir 2022 yang mencapai Rp 7,9 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 38,82 persen dibandingkam total pembiayaan pada 2021 sebesar Rp 5,7 triliun.
Dengan pertumbuhan pembiayaan baru itu, maka total aset yang dikelola CIMB Niaga Finance mencapai Rp 9,2 triliun atau tumbuh sebesar 31,33 persen dari 2021 yang sebesar Rp 7,0 triliun. Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, di mana pada 2022, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 6,68 persen dan 19,93 persen.
Pada tahun 2022, Ristiawan menambahkan, perusahaan melakukan berbagai pengembangan digital yang fokus pada peningkatan pelayanan nasabah, yaitu menjalankan inovasi geotagging (fitur penanda tempat dengan mengaktifkan GPS pada smartphone pelanggan sehingga tidak perlu dilakukan survei manual). Dan juga digital signature yang memungkinkan perjanjian kredit dilakukan secara digital, dan digital customer service di setiap cabang Perseroan.
"Melalui berbagai inovasi digital yang dilakukan, perseroan berharap dapat terus meningkatkan kinerja dan menjawab tantangan industri ke depannya," tutur Ristiawan.
Baca: Minyakita Masih Langka, Zulhas Tetap Sebut Stoknya Terbatas tapi Banyak yang Beli
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.