TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membenarkan bahwa ada penurunan terget pembukaan lahan kedelai untuk produksi dalam negeri. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian atau Kementan Suwandi menjelaskan penurunan tersebut disebabkan adanya realokasi anggaran di divisinya, yakni dari Rp 3 triliun menjadi sekitar Rp 2,7 triliun.
"Untuk kedelai 2023 semula 369 ribu hektare, menjadi 250 ribu hektare. Jadi karena realokasi anggaran, fokusnya ke kedelai berkurang," kata Suwandi dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Senayan, Jakarta pada Selasa, 24 Januari 2023.
Baca: Fakta-fakta Harga Kedelai Tinggi Hingga Mendag Putuskan Impor Kedelai Amerika
Ia menjelaskan Komisi IV DPR RI mengusulkan anggaran Dirjen Pangan yang semula Rp 3 triliun direalokasi sebanyak 263 miliar untuk divisi lain.
Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sudin pun membenarkan soal usulan tersebut. Menurutnya, langkah realokasi anggaran itu sudah betul karena lahan yang direncanakan untuk penanaman kedelai itu pun belum jelas.
"Betul. Direalokasikan anggarannya karena calon lahannya juga masih tidak jelas," ucap Sudin.
Sementara itu, sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menggelontorkan anggaran Rp 400 miliar untuk proyek ratusan ribu hektare lahan baru tanaman kedelai.
Proyek ini dibuat untuk mendorong produksi kedelai lokal agar dapat menopang kebutuhan nasional sebesar 2,4 juta ton. Produksi kedelai lokal terus menurun akibat petani beralih menanam tanaman lain.
Pemerintah menargetkan luas lahan tanaman kedelai bisa tembus 1 juta hektare dalam 2-3 tahun ke depan. Jokowi menyatakan pemerintah ingin kebutuhan kedelai nasional tak lagi 100 persen bergantung dari impor.
"Anggarannya sudah disiapkan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat bersama Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 19 September 2022.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengakui imporasi kedelai sekarang sangat besar yaitu di atas 90 persen. Padahal, masyarakat Indonesia mengkonsumsi tempe dan tahu yang berasal dari kedelai. Sebelumnya, Syahrul menyebut pihaknya ikut terlibat dalam penyiapan lahan ini dengan total luas mencapai 351 ribu hektare.
Baca juga: Zulhas Sebut Usulan Subsidi Harga Kedelai Lewat Importir Masih Diproses
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.