TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi di Indonesia menurun lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal itu disampaikan setelah Rapat Dewan Gubernur BI yang dilakukan pada Rabu-Kamis, 18-19 Januari 2023.
“Inflasi menurun lebih cepat dari yang diperkiraan,” ujar dia dalam konferensi pers di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis, 19 Januari 2023.
Baca: Bank Indonesia Naikan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen
Untuk inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada akhir 2022, tercatat sebesar 5,51 persen year on year, jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 6,5 persen year on year pasca penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022. Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022, yaitu sebesar 3,36 persen year on year.
“Angka inflasi inti jauh lebih rendah dari perkiraan BI sebesar 4,61 persen year on year pasca penyesuaian harga BBM,” kata Perry.
Baca Juga:
Penurunan inflasi IHK dan inflasi inti yang lebih cepat dari perkiraan itu, Perry berujar, sebagai hasil koordinasi erat antara pemerintah dan BI. Melalui respons kebijakan moneter BI yang front loaded, pre emptive, dan forward looking, didukung dengan pengendalian inflasi bahan pangan bergejolak melalui gerakan nasional pengendalian pangan dari pusat dan daerah yang terus diperkuat dan secara massal.
Ke depan, kata Perry, BI meyakini inflasi inti akan tetap berada dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada esmester satu pada 2023. Sementara inflasi IHK akan kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada semester dua 2023.
“BI akan terus memperkuat respons kebijakan moneter serta berkoordinasi dengan pemerintah gua memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut,” ucap Perry.
Baca: Sri Mulyani Beberkan 4 Fokus Pemerintah Tahun Ini: Inflasi, Kemiskinan Ekstrem hingga Stunting
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.